Boy POV. Buntut dari kejujuranku dan Nadine soal kebohonganku, berbuntut panjang. Bukan hanya acara pernikahan kami yang harus di undur lagi, jadi harus ada acara pertunangan dulu, Nadine juga jadi mendadak sibuk dengan kedua kakak iparnya. Yang lain seperti biasanya mendukung kemauan Nadine. Aku juga sih, walaupun aku harus kehilangan waktu kebersamaan kami. Boro boro bisa berduaan di hari kerja, di waktu weekend pun, aku harus juga pisahkan dengan Nadine. Hari kerja sudah Nadine sering sekali pamit pergi dengan kedua kakak iparnya, entah memilih pernik dekorasi pernikahan, entah melihat design undangan, atau tester kue atau makanan. Aku suntuk sendiri tiap kali dia izin untuk itu. “Kamu kerja aja ya, biar aku yang urus” selalu begitu kalo aku protes. “Kamu bukannya harus kerja juga?