BOY POV. Aku terus mengawasi Nadine yang terlihat cemberut saat berkumpul dengan keluarga wanitanya di tambah mamiku, di rumah Nadine tentu saja. Aku sampai gagal focus dengan obrolan papiku, ayah Nadine dan kedua abang Nadine. Kasihan juga melihat Nadine yang tidak boleh banyak ikut terlibat dalam persiapan pernikahan kami. Aku jadi berdiri untuk duduk di sofa yang dia duduki. “Kenapa sih mih, kok Nadine cemberut gini?, mami apain sayang aku?” gurauku merangkul bahu Nadine. Mamiku malah tertawa dengan yang lain. “Mau ikut shopping serahan Boi, ya mami gak kasih, kalo nanti dia cape gimana?” jawab mamiku. Aku menoleh menatap Nadine. “Udah nurut aja sama mami” kataku membela mami. Nadine semakin cemberut. “Seru kalo shopping bareng bareng” keluhnya. “Mending elo jagain anak anak ba