Boy POV. Harusnya aku tidak datang, tapi tidak enak pada Galih. Jadi aku paksakan datang. Aku tidak mau di bully juga oleh Opie, dengan menilai aku takut ketemu Nadine. Astaga…walaupun aku tau kehadiran Chris di acara penikahan Pipit dan Galih, tetap saja aku kesal. Cemburu tepatnya. Tapi mau marah pun tidak bisa. Nadine bukan siapa siapa aku lagi. Andai dia masih jadi pacarku, pasti aku sudah seret pulang, atau malah aku ajak ikutan antri ijab kobul setelah Galih dan Pipit untuk kami menikah juga. Kalo mami melihat penampilan Nadine dengan balutan kebaya dan kain batik, pasti mami sudah jerit jerit juga menyuruh aku dan Nadine menikah. Cantik sekali….Hadeh..Memang akan semakin terasa hilang setelah kita tak lagi genggam ya?. Aku lebih baik buru buru pamit pulang, sebelum ketemu Nadine l