Nadine POV. “Morning….” Aku tersenyum saat membuka mataku dan menemukan Boy sudah menatapku dengan senyum juga. “Morning?, bukan sudah terlalu siang untuk di sebut pagi?” tanyaku dengan suara serak. Dia tertawa pelan lalu mengambil gelas berisi air putih di meja samping tempat tidur. “Kayanya ada yang serak udah jerit jerit m***m semalam” ejeknya. Aku tertawa lalu bangkit terduduk untuk menerima gelas yang dia sodorkan. “Jerit bikin frustasi doang, kamunya masih suka bajak kebun pisang, tapi gak punya keberanian juga untuk tanam pisangmu” balasku lalu minum. Boy terbahak dan aku mengawasinya yang sudah rapi mandi dan memakai baju ganti. “Jam berapa kamu bangun?” tanyaku masih mengawasinya yang membuka handphoneku. Gak masalah sih, aku juga suka buka atau jawab handphonenya, kare