"Apa?! Bagaimana bisa?" George begitu terkejut mendengar kabar, bahwa putra semata wayangnya telah menjual seluruh sahamnya di Keldeo Group. Saham berjumlah tiga puluh lima persen telah jatuh ke tangan orang lain. "Selain itu, ada hal yang lebih mengejutkan lagi, Tuan." "Apa itu, cepat katakan?!" "Tuan Birru Keldeo mengundurkan diri dari perusahaan." Bagai disambar petir di tengah hujan lebat. Jantungnya terasa sakit sampai napasnya pun seolah sangat pendek. Bagaimana bisa Birru melakukan hal sekejam ini? Kalau semua sahamnya dijual dan mengundurkan diri. Lalu, bagaimana nasib perusahaan keluarganya yang telah dibangun secara turun-temurun? "Baik, aku mengerti." George menekan kuat-kuat d**a kanan, sambil berulang kali menarik napas dan menghembuskannya perlahan. Tiba-tiba, ia ter