"Cukup, Prisma!" seru Birru tidak tahan mendengar kata w************n. Selain Prisma, Birru pun merasakan sakit yang sama. Apalagi mengingat ucapan lidah tajamnya kala itu. Rasanya ingin melompat dari ketinggian dan mati agar tidak merasakan penyesalan yang mendalam. Tidak bisa menahan kekecewaannya membuat Prisma terus mengoceh. "Bagaimana bisa kau mendekati wanita jalang yang tidur dengan banyak pria? Aku ... aku memanfaatkanmu dengan memberimu yang pertama demi--." "Aku bilang, cukup!!" potong Birru membentak. Harusnya, Birru tidak mengatakan hal sekejam itu di masa lalu. Cari kata-kata yang bisa membuat Prisma menjauh dan tidak terlalu menyakiti hatinya. Akan tetapi, memang tujuannya seperti itu. Jika tidak, ayahnya akan membunuh Prisma. "Kenapa? Bukankah ini yang kau katakan pa