Bab 4 Lulus Sekolah

494 Kata
Tak terasa UAS sudah selesai. "Bu, jika nanti sudah liburan aku main ya ke rumah Kakek?" tanyaku pada Ibu. "Iya setelah mengurus pindahan masuk SMP kamu boleh liburan di rumah Kakek. Aku pun bersemangat karena Ibuku mengijinkan berlibur di rumah kakeh. Rumah kakek agak jauh dari rumahku, harus naik angkutan umum. Kurang lebih satu jam sampai, tapi kalau naik motor bisa lebih cepat. Aku pun siap berangkat dan sudah pasti di antar Ibuku tentunya. Sampai di sekolah, "Semoga lulus Ibu janji akan antarkan kamu ke rumah Kakek" ucap Ibuku ketika kami sudah turun dari sepeda. "Terima kasih Bu" ucapku sambil mencium punggung tangan Ibu. Lalu aku pun masuk sekolah, Ibuku juga sudah berangkat kerja. Sampai di kelas, kelas sudah ramai. Tak berapa lama Pak Guru pun masuk kelas. "Selamat pagi anak-anak" ucap Pak Guru. "selamat pagi Paaaaak," jawab murid-murid serempak. "Hari ini Bapak punya kabar gembira sekaligus sedih, mau gembira dulu apa sedih dulu?" tanya Pak guru. "Gembira dulu paaak" jawab murid serentak. "Oke, tapi Bapak punya permintaan" "Apa Paaaak" jawab kami serentak. "Jika nanti ada yang nilainya bagus jangan sombong tetap seperti biasa." kata Pak Guru. "Baik Paak" kami menjawab serentak. "Dan jika nanti ada yang tidak lulus jangan berkecil hati. Karena nanti masih bisa ikut ujian ulang." Wajah murid pun berubah tegang, ada yang takut tidak lulus ada yang biasa saja. Kalo aku biasa saja. Tak lama kemudian, nilai pun siap di bagikan. Seketika wajahku berbinar, nilaiku di atas rata-rata. Aku lulus, begitu juga Fitri. Kami pun berpelukan. Ternyata beberapa temanku ada yang tak lulus, mereka menangis. Satu di antaranya adalah Nana. "Nah kalian sudah tau nilai kalian masing-masing." kata Pak Guru. "Bagi yang tidak lulus, masih bisa ikut ujian ulang. Seperti kata saya tadi." kata Pak Guru lagi. "Bagi yang lulus selamat ya" kata Pak Guru. "Terima kasih Paaak" jawab kami serempak. Kami pun langsung pulang setelah pembagian ijazah. Tiada henti aku tersenyum sepanjang perjalanan. Bahkan tak terasa sudah sampai rumah. Aku tak sabar ingin menunjukkan nilaiku pada Ibu. Hari ini terasa lama, Ibu belum pulang juga. Padahal sudah sore, aku berpikir Ibuku kerjaannya masih banyak, jadi Ibu pulang terlambat. Tak terasa sudah magrib, aku putuskan shalat duluan. Selesai shalat, aku berdoa semoga Ibu baik-baik saja. Sambil menunggu Ibu pulang, aku nonton tv. Ibu belum pulang juga, aku belum makan malam. Karena Ibu masak hanya untuk pagi sama siang. Sedangkan malam Ibu beli setelah pulang kerja, ah atau mungkin di kasih bosnya aku nggak tau. Tak berapa lama Ibu pulang membawa bungkusan, kami pun makan bersama. Selesai makan aku bertanya pada Ibu. "Kenapa tadi Ibu pulang telat ? Apa tadi kerjaannya belum selesai ?" tanyaku. "Tadi pelanggannya ramai" kata Ibu. Ya Ibu kerja di warung makan. "Oh ya Bu, ada kabar bagus" "Apa?" "Aku lulus Bu" kataku sambil menunjukkan Ijazahku ke Ibu. "Alhamdulillah" kata Ibu. Kami pun berpelukan karena sangat bahagia. Akhirnya kami pun tidur karena lelah, besok harus sekolah. Ya walaupun sudah tidak ada pelajaran tapi masa iya harus libur.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN