Sebuah Harga

1009 Kata
Pagi hari Nirmala terbangun, karena dingin yang mulai mengigiti kakinya, selimut tersingkap tidak menutup dengan rapi. Kemudian melanjutkan tidurnya lagi dan tertidur dengan pulasnya. Malam yang dingin membuat semua lebih nyenyak dalam balutan selimut yang menghangatkan. Terdengar suara gemericik, Hujan turun dengan lembut dan Nirmala bangun untuk melaksanakan shalat malam. Dilihatnya jam, menunjukan pukul 4.15, sebentar lagi akan subuh. Masih ada waktu untuk shalat malam dua raka’at. Dua raka’at adalah sebuah karunia dari Tuhan untuk hambanya agar semakin dekat dengan-Nya. Dinginya air menjalar hingga ke sumsum, membuat bergidik. Setelah menyelesaikan wudhu dan berdoa. Sajadah digelar, mukena dipakai dan hati dihadapkan kepada rabb sebagai hamba.Kepada siapa lagi kita berserah diri, selain kepada yang maha kuasa. Dalam rakaatnya, Nirmala memuji kepada pemilik seluruh alam. Memohon agar diampuni atas kesalahannya, diberikan petunjuk jalan yang lurus, penuh berkah, penuh kesenangan dan terhindar dari segala macam hal yang mengkhawatirkan. Semua itu dilakukan dengan rendah hati dan rendah diri. Karena kekuatan, takdir dan segala macamnya menjadi kehendak Allah untuk hambanya. Mempercayai Tuhan dengan penuh keyakinan dengan tidak takut atas kehendaknya adalah hal yang sulit untuk dilakukan jika tanpa ilmu. Ilmulah yang membawa orang untuk bahagia dimana saja. Saat ilmu menjadi tolak ukur atas kemajuan peradaban disitulah bermekaran beragam hal yang membuat kamu bahagia. Selesai shalat, Nirmala membuka kitabullah membaca beberapa ayat sebagai nasehat untuk dirinya sendiri. Memahami maksud ayat dengan membaca terjemahannya melalui literasi bahasa indonesianya. Tidak lama terdengar suara adzan subuh berkumandang, Nirmala menghentikan bacaannya dan bersiap untuk shalat qabla subuh dan dilanjutkan shalat subuh. Hari ini hari yang berat, dia telah melewati kemarin bahwa dia memutuskan sepihak perjanjan pendanaanya terhadap pihak Cakrawala Group. Hari ini hanya ingin dihabiskan berdiam diri dirumah, tidak melakukan apa-apa terkait dengan Uwing. Biarkan semua emosi dan energi meredam. Setelah itu dicarikan solusi terbaik dan jalan keluar, terlalu cepat dan terlalu rapuh untuk ini. Nirmala memilih mengurung diri di dalam kamar, hal yang tidak mesti dilakukan. Seperti biasa dia akan membantu Mama untuk membuat sarapan di rumah. Terdengar Mama mulai memasak untuk sarapan pagi. Aroma makanan tercium sampai dikamarnya yang memang dekat dengan dapur. Aromanya sangat harum, aroma pandan dapat ditebak mama sedang membuat bubur kacang hijau plus ketan kesukaannya. Tetap saja diacuhkan olehnya, rasa sesak dihati dari kemarin belum selesai. Masih terlalu perih. Dia menghabiskan pagi hari dengan mengambar berbagai coretan di buku sketsa, coretan dengan beragam bentuk dengan menggunakan warna beragam. Semua Nampak bewarna indah dan melengkapi keindahan hari ini yang diselimuti oleh masalah yang lalu. “La, sarapan nak”. Panggil Mama Nirmala masih enggan untuk keluar kamarnya. Hari ini terlalu murung “Sarapan dulu, Nak”. Panggil Papa dengan suara agak meninggi. Suara itu sebagai tanda tidak ada bantahan. Nirmala dengan enggan keluar dari kamar, wajahnya masih ditekuk rapat. “Sarapan dulu, agar sehat selalu. Meski berat bebam hidup kamu, kamu harus tetap makan. Setiap masalah selalu ada jalan keluarnya”. Pembukaan ceramah Papa lumayan memberikan angin yang baik untuk suasana hati Nirmala. Mereka lalu mengisi mangkok mereka dengan bubur kacang hijau favorit Nirmala, bukan hanya Nirmala yang sangat menyukai bubur ini. Kedua orang tuanya juga, mereka rutin memasak bubur kacang hijau setiap bulannya, sebagai menu tambahan dan andalan disamping nasi, sayur dan lauk. “La, habis sarapan temani mama jalan-jalan ya”. Kata Mama terlihat bersemangat memulai hari. “Saya mau di rumah saja, Ma”. “Mama pengen ditemani sama anak Mama, Mama pengen shoping”. Mama mulai merayu “Kenapa tidak menunggu akhir pekan saja, Ma? Mama bisa pergi sama Papa”. Nirmala mulai mengajukan banding “Mama maunya sama kamu”. Mama tidak berhenti merayu Nirmala bimbang dan diam. Tidak bagus menolak ajakan mamanya yang sudah merayu terus. “Temani Mama, sekalian nanti kamu beli yang kamu suka juga”. Kata Papa mulai bertitah. Biasanya mereka berdua yang bepergian untuk shoping-shoping dan Nirmala hanya tinggal di rumah karena malas mengikuti pasangan yang selalu terlihat mau muda terus. “Iya, Ma. Nanti saya temani”. “Yuhuuu, bahagianya diriku ditemani shopping”. Mama mulai terlihat riang dan bahagia. Bahagia merembet ke Papa yang siap untuk bekerja. Begitupula dengan Nirmala ikut bahagia melihat mamanya bahagia. “Mama mau beli apa?” Tanya Nirmala “Banyak. Pokoknya semua yang saya suka mama beli”. Kata mama bahagia “Kamu mau dibelikan apa?. Lanjut mama “Ngak pengen apa-apa, Ma. Pengen di rumah saja”. “Jangan gitu, dong. Mama mau ditemani sama anak mama”. Kata mama memelas. Kejadian kemarin benar-benar membuat nestapa bagi Nirmala, bertemu dengan Budi Harun tanpa rencana dan dia mati kutu. Itulah yang membuat dia enggan kemana-mana. Masih takut untuk bertemu dengan hal-hal yang tidak terduga. “Iya, ma. Saya temani”. Kata Nirmala pendek, sebagai isyarat dia tidak benar-benar ingin pergi dari rumah. “Terimakasih, sayang”. Mereka menyelesaikan sarapan, Papa pamit untuk bekerja. Mama mulai masuk kamar untuk bersiap pergi shopping dan Nirmala membersihkan dapur. Mencuci peralatan yang kotor dan menyapu bagian rumah. Diapun bersiap untuk menemani mama berangkat shopping seperti yang dia mau. Shopping menjadi hiburan bagi sebagian orang, melihat-hal-hal baru dengan model terbaru yang unik-unik dan belum dimiliki sebelumnya. Membuat suasana cerah dan bahagia. Apalagi bagian dari memilih-milih dengan melihat dan menyentuh barang, mencari yang terbaik dengan harga baik adalah kesenangan tersendiri. Setiap bentuk, lekukan, warna dan motif memberikan kesan secara personal kepada setiap orang. Benda-benad atersebut bekerja untuk membuat nyaman dan bahagia para pemiliknya. Selain itu juga memberi kenyamanan dalam pengunaanya. Itulah mengapa harga adalah segalanya. Semakin tinggi harga semakin bagus juga harganya. Membuat orang tahu bahwa kenyamanan adalah sebuah harga yang patut untuk dibayar. Dalam penataan ruang, tentu kita meminta yang artistik. Nyaman untuk dilihat, nyaman untuk ditempati dan nyaman untuk dibicarakan sebagai karya. Itulah yang membuat orang memiliki hobi shopping sebagai media menghibur diri yang lagi suntuk. Memberikan energy baru terhadap ruang yang sejatinya telah ditempati oleh kita yang sedang suntuk. Hal baru yang mengantikan yang using, yang using dibarukan agar terlihat lebih baik. Tidak perlu membuat yang baru terus selama yang usang masih berguna dan bisa
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN