Jay comeback Indonesia

1015 Kata
Tapi kali ini Kanaya terpaksa harus meninggalkan kekasih sang majikan karena majikan perempuan meminta Kanaya untuk kembali. " Kay lo pasti ga bakal kesini lagi kan? Lo pasti ninggalin gue kan…” Rengek Ralika manja. " Kay bakal balik lagi donk kak, Kay cuma di panggil buk Boss doank, kalo Kay gak datang Kay bakal kenal Kheeekkkshh…” Ujar Kanaya sembari memperagakan orang yang akan di potong lehernya. Mendapati reaksi Kanaya yang lucu membuat Ralika tertawa manja. " Janji ya Kay. Lo bakalan cepet dateng kalo udah kelar…” Rengeknya lagi sembari memegang tangan Kanaya manja " Ahsiaaapp…” Jawab Kanaya seraya posisi siap gerak dan hormat. Kanaya lalu meninggalkan Ralika dan menuju rumah sang majikan yang sedang kedatangan tamu dari luar negeri kerabat dari ayah Jay yang memang seorang bule. Di rumah super megah itu, Kanaya di sibukkan oleh mondar-mandir ngantar orang yang ingin pergi kemanapun. Ketika memiliki waktu luang, dia memilih bergabung dengan geng rumpi di dapur. Sang Majikan di mata para pekerjanya memang terkenal royal dan tidak pilih kasih. Selagi pekerjaan beres dan majikan puas, maka bersiap untuk kita mendapatkan reward. ***** Sore itu, Kanaya harus ke bandara untuk menjemput sang majikan yang sudah kembali dari luar negeri. Sang majikan mewanti-wanti Kanaya agar tidak mengabarkan kepada sang kekasih atas kepulangannya, karena dirinya berniat memberikan kejutan kepada sang kekasih yang telah di tinggalkan selama sebulan tanpa terasa. Dan kini genap hubungan mereka berjalan tiga bulan. Dan sesampainya di mobil sang majikan bertanya kepada Kanaya " Ehh nek sihir! Gue bawain oleh-oleh buat lo, nih! ambil…” Ujarnya seraya melempar bungkusan papper bag bergambar Apple. Siapa sangka, jika oleh-oleh yang diberikan sang majikan padanya adalah ponsel merek Apple dengan keluaran terbaru termasuk airpod dan Apple watch. Hal itu membuat Kanaya terkejut menerimanya, bagaimana mungkin sang majikan membelikan oleh-oleh dengan barang yang harganya berkali kipat dari gaji bulanannya. Bermimpi pun tidak dia bisa menggunakan i Phone dan Airpod. Kanaya menepuk-nepuk pipinya dan mencubit lengannya, tak percaya sang majikan begitu bagik padanya. " Ngapain lu begitu Nek Sihir?” Ujar Jay merasa aneh melihat reaksi Kanaya yang membuatnya mulai jengkel. " Ehm. Beneran ini buat saya Tuan? Serius tidak potong gaji?” Jawab kanaya seraya mengangkat shopping bag tersebut kegirangan. " Kalau yang namanya oleh-oleh ya gratis lah oneng! " Jay mendapati tingkah udik Kanaya, tersenyum tanpa sadar. " Udah-udah! Drama amat dah lo, baru juga segitu. Buruan jalan! Kita kerumah cewek gue dulu. Tapi inget jangan kasih tau dia kalo gua udah di Indo, paham lo?” Ucapan Jay membuat Kanaya menghentikan aksinya, meletakkan shopping Bag itu ke atas kepalanya sebagai tanda syukur yang tak terhingga. Lalu dia menginjakkan gas dan meluncur meninggalkan bandara menuju apartement tempat Ralika tinggal. Sang majikan yang sedari tadi tidak sabar, tiap sebentar melirik jam yang ada di pergelangan tangannya, sambil sesekali mendengus kesal ketika macet menghalangi perjalanan mereka. Hingga satu jam berlalu, senyum mulai menghias di wajah sang majikan, manakala mobil yang mereka kendarai masuk ke dalam pelataran parkir gedung aprtement. Senyum kian mengembang, manakala dirinya telah menuruni mobil menuju apartement dimana kekasih pujaan yang telah 3 bulan di pacarinya itu tinggal. Jantungnya berdegub kencang, tak sabar melihat reaksi sang kekasih yang sejak kepegiannya tak pernah dekat dengan pria manapun. Hingga akhirnya, dia sampai di apartement sang kekasih. Berkali Jay melihat camera ponselnya untuk berkaca, akankah dirinya terlihat rapi. Tak ingin mengulang kesalahan yang sama, kali ini Jay memilih mengetuk pintu apartement tersebut. Dengan harapan andaipun terjadi sesuatu di dalam, setidaknya bukan blue film yang terlihat di matanya. Setelah beberapa kali ketukan tak membuahkan hasil, penyanyi populer itu akhirnya membuka pintu dengan menekan tombol pasword yang telah di ketahuinya. Sejenak kekawatiran menghampiri hatinya, bagaimana jika sang kekasih tengah sakit dan sendirian di dalam apartement. Sontak terlintas di ingatannya bagaimana kekasih terdahulunya pernah melakukan bunuh diri karena gangguan kecemasan yang di deritanya. Sontak Jay memasuki apartement yang terlihat hening itu dengan langkah panjang. Tujuan utamanya kali ini kamar, meski dengan menahan nafas, karena dia sempat ragu sebelum membuka pintu kamar. Dia memastikan terlebih dahulu tidak ada suara desahan. Takut akan melihat pemandangan yang pernah di lihatnya dulu. Hingga akhirnya dia bernafas lega setelah mendapati kamar itu kosong. Lalu dia terduduk di tepi ranjang untuk merefleksikan otot-ototnya yang sempt tegang beberapa saat. Betapa bersyukurnya dirinya ternyata tidak semua mampu untuk menghianatainya. Ralika ternyata wanita yang berbeda dengan Molina. Dia memiliki kesetiaan yang tinggi. Terbukti sejak hubunganku dengannya, dia tak pernah sekalipun dekat dengan pria, di tambah nenek sihir ada di sekitarnya, bersyukur di cintai wanita sepertinya. Mungkin ini adalah jodoh yang Tuhan berikan untukku. Seorang wanita yang setia pada kekasihnya dan mencintai kekasihnya dengan tulus. Terimakasih Tuhan. Telah mempertemukan aku dengan Ralika. Kalau memang dia benar-benar jodoh terbaikku, permudahlah hubungan kami, biarkan aku mengakhiri masa lajangku dengannya. Aku yakin pernikahan kami nantinya akan bahagia, dengan di karuniai anak yang lucu. Jay membayangkan betapa indahnya dia dan Ralika berbulan madu bersama keliling dunia tanpa memikirkan mengenai pekerjaan. Jay tersenyum sembari membaringkan tubuhnya yang terasa letih di ranjang, dimana mereka memadu kasih kala itu. Matanya berbinar-binar bahagia, membayangkan betapa indah rumah tangganya nanti karena wanita yang akan di nikahinya itu bak sosok malaikat dengan kebaikan dan kesabarannya dalam menghadapinya selama tiga bulan terakhir. Jay kegirangan membayangkan itu semua, hingga tanpa sadar dia mengayun-ayunkan badannnya di kasur dan kakinya keatas kegirangan. Seperti anak kecil yang di belikan Play station oleh orang tua nya. Jay mendekap guling yang masih melekat aroma wangi Ralika yang khas dan memabukkan itu, Jay mencium guling yang memiliki aroma sang kekasih dengan senyum mengembang di wajah. Khayalannya semakin tinggi. Bayangan kebahagiaan kehidupan masa depannya dengan sang kekasih membuatnya semakin tak sabar ingin mempersunting sang kekasih. Lamunan Jay terhenti ketika tiba-tiba dia di kejutkan oleh suara benda terjatuh dari dalam kamar mandi. Meski suaranya tak senyaring itu, tapi telinganya cukup kuat menangkap suara dentingan benda yang terjatuh. Dengan sigap jay bangkit dari tiduran dan hayalanny, kemudian berjalan mengendap-endap menuju kamar mandi tempat suara berada. Mencurigai akan adanya maling malam itu. Untuk memastikan, Jay membuka pintu kamar mandi itu perlahan. Dia terperanjat mendapati pemandangan indah di hadapannya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN