Part 18

1082 Kata

Arman membanting pintu mobil kencang, melampiaskan kekesalannya. Napasnya terdengar berat. Bibirnya bergetar menahan marah. Ia melaju mobil dengan kencang meninggalkan rumah Widi. "Mas! Pelan-pelan donk bawa mobilnya! Apa kamu mau kita celaka?!" bentak Maya kesal. Arman tak peduli. Amarah dan cemburu sudah terlanjur menguasai dirinya. Jika bukan kakak iparnya yang nenikahi Nayla, mungkin ia tidak akan semarah ini. Tapi apa yang dilakulan Widi sudah di luar batas toleransinya. Apa dia tidak sungkan menikahi mantan istri adik iparnya? Keterlaluan! Gigi Maya merapat melihat kelakuan Arman. Ia tahu, suaminya itu dirasuki rasa cemburu. Dan itu membuatnya sakit hati. Bagaimana tidak? Arman benar-benar memperlihatkan rasa cemburunya. Sedikut pun ia tidak berusaha menyembunyikannya. Setidakn

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN