Part 31

1911 Kata

Arman diam mematung di depan pintu, menunggu tuan rumah mempersilakan masuk. Ditatapnya Maya yang buang muka melihat kehadirannya. Widi berdiri lalu mendekati Arman. Tanpa aba-aba, satu kepalan tinju dengan cepat melayang ke wajah Arman. Nayla terkesiap. Jantungnya berdegup kencang. Tapi ia bertahan untuk tidak bereaksi apapun. Ia hanya diam di tempat duduknya. Maya terperanjak dari duduknya, tidak menduga serangan yang di lakukan Widi. Saat Arman menoleh padanya, ia kembali duduk bersedekap tangan dengan wajah cemberut. “Masuk!” ujar Widi santai, seolah tidak terjadi sesuatu barusan. Arman menghela napas sembari memegangi rahanya yang terasa berdenyut. Ia tidak ingin menyerang balik, ia tahu, pukalan tadi balasan atas tamparannya pada Maya. Perlhan ia berjalan menuju sofa lalu du

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN