Maya mengernyitkan dahi membaca surat panggilan sidang gugatan cerai Arman, Ia mondar mandir di kamar, memikirkan langkah apa yang harus ia lakukan. Napasnya naik turun menahan marah. Ia tidak terima Arman menceraikannya begitu saja. Dia harus melakukan sesuatu untuk membalas sakit hatinya. Maya sengaja tidak datang saat panggilan siding pertama. Ia sibuk, menawarkan rumah yang ia kusai pada koleganya. Dalam waktu tiga hari, Maya menemukan pembelinya. Ia memang sedang butuh uang banyak untuk biaya promosi band yang akan diorbitkannya. Walau sampai saat ini belum tanpak tanda-tanda album perdana Band Arjuna akan meledak di pasaran, Maya tetap optimis. Proses transaksi jual beli rumah itu berjalan lancer. Ia tidak memberitahu Arman jika rumah mereka sudah ia jual. Untuk apa? bukankah rumah