Bab 26

2118 Kata

Perlahan mata yang terpejam itu terbuka. Cahaya yang diterima membuat matanya menyipit dan berkedip beberapa kali. Begitu matanya sudah menerima cahaya dengan baik, kemudian ia memperhatikan seluruh ruangan. Di lantai, kelopak mawar masih berserakan. Lilin-lilin sudah padam. Dan pernak-pernik hiasan masih memenuhi seisi kamar. Kamarnya bersama sang suami. "Hai!" Sapaan seorang pria mengalihkan perhatiannya. Suara serak khas orang baru bangun tidur menyapa gendang telinganya. Suara yang selalu menjahilinya. Suara yang terkadang memanggilnya dengan sebutan Mama Beruang. Suara yang sangat ia rindukan. Tidak puas rasanya jika hanya sekedar menatap. Dengan tangan gemetar ia mengulurkan sebelah tangan dan mengelus pipi kiri sang pujaan hati. Benarkah ini nyata? Atau hanya sekedar ilusi bel

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN