Sesuai dengan rencana, liburan keluarga kali ini yang menjadi tujuan adalah Pulau Dewata Bali. Heni, Dany, Bu Ratih, Pak Yusuf, Erik, Tasya, Si Kembar Nadhira Nadhifa dan Pengasuhnya tiba di Bandara Ngurah Rai pukul 9 pagi. Diki akan menyusul akhir pekan nanti. Sekarang ia harus menggantikan posisi Dany yang mengambil cuti panjang.
Pasangan Heni dan Dany selama sepekan tidak akan bersama keluarga. Keduanya memiliki tujuan lain. Mereka akan pergi ke Nusa Dua untuk berbulan madu. Sesuai dengan arahan Tasya. Tasya sangat antusias mendukung program orang tuanya yang sedang menjalankan misi untuk mendapatkan seorang bayi laki-laki. Selama hampir sebulan ini Dany dan Heni sudah mulai melakukan semua instruksi dokter kandungannya.
" Selamat berbulan madu ya." Seru Bu Ratih sambil tersenyum hangat. Wanita tua yang selalu cantik itu melepas kepergian anak dan menantunya.
" Jangan lupa pulangnya bawa dede bayi." Pesan Tasya.
"Kamu ada-ada aja. Masa iya langsung bawa pulang dede bayi. Butuh proses yang lama" Sang Mama tidak dapat menahan tawanya.
" Maksudnya pulang dari sana Mama langsung hamil." Tasya memperjelas pernyataannya.
" Doakan kami ya." Dany tersenyum bahagia.
" Dhifa sama Dhira jangan nakal ya. Main sama Kak Tasya dan Kak Erik." Heni memeluk dan menciumi anak kembarnya. Ini adalah perjalanan pertama suami istri itu tanpa anak kembar mereka dalam jangka waktu lumayan lama.
" Papa akan selalu merindukan kalian." Dany juga memberikan pelukan hangat untuk anak-anaknya. Sebetulnya Dany tidak dapat berpisah dengan mereka.
Ajaibnya Dhifa yang selalu ingin ikut Dany kali ini seolah memahami orang tuanya. Dari tadi gadis cilik itu berada di gendongan Erik. Rupanya ia sudah memiliki idola baru.
" Tenang aja ada Erik kok yang siap menjadi Baby sitter." Tasya mengerling jahil ke arah sepupunya.
" Kalau sudah sampai segera kabari kami ya." Pak Yusuf juga tidak ketinggalan.
***
Selama di Bali Tasya, Adik kembar, Pengasuh, Oma Opa dan Erik tinggal di Denpasar di rumah anaknya Bu Ratih yang bernama Dimas. Pria berusia 36 Tahun itu merupakan anak Kedua Pak Yusuf dan Bu Ratih. Ia sudah 10 tahun tinggal di Pulau Dewata. Di Bali ia memiliki banyak resort dan hotel berbintang 5.
Menurut Tasya anak-anaknya Oma dan Opanya itu semuanya mengalami kelainan. Pertama Tantenya yang bernama Diana alias Mamanya Erik menikah dengan Papanya Erik yang berusia 20 tahun lebih tua darinya. Papa Erik yang bernama Edwin van Vollenhoven merupakan dosen Diana waktu kuliah dulu. Ia seorang Profesor.
Sementara Dimas memiliki 2 orang istri. Istri pertamanya orang Jepang bernama Miko. Wanita itu tidak dapat memberinya keturunan sehingga Dimas menikah lagi. Istri keduanya bernama Ida yang merupakan orang Bali asli. Dari istri keduanya Dimas memiliki 3 Orang anak laki-laki Aldi(8),Alvin(6) dan Aldo(4). Untung kehidupan rumah tangga poligami mereka adem ayem.
Anak ketiga yang bernama Deri menikahi ARTnya. Seleranya aneh. Rendahan. Padahal Ambar istrinya tidak terlalu cantik. Bisa-bisanya Deri jatuh ke dalam pelukan wanita itu. Mereka memiliki satu orang anak laki-laki bernama Faiz yang berusia 5 tahun.
Sementara Dany ayah tiri Tasya juga sama saja memiliki kelainan senang dengan wanita yang berusia lebih tua darinya. Dibanding 3 saudara laki-lakinya Dany terlihat paling dewasa. Ia juga paling tampan.
Terakhir Diki kebalikan dari Dany. Ia cenderung senang dengan gadis yang usianya jauh lebih muda dari dirinya. Gosip terakhir yang Tasya dengar Omnya yang berusia 27 tahun itu menjalin hubungan dengan anak kuliahan yang baru duduk di semester 1.
Jika mengingat itu semua Tasya ingin tertawa sendiri. Lantas bagaimana dengan Mamanya sendiri? Masuk kategori aneh juga kan.
" Tasya, ini kamar kamu. Adik-adik tinggal di samping kamar kamu sementara Erik di bawah ya." Miko istri pertama Dimas menunjukkan letak kamarnya. Pemandangan yang cukup indah karena jendela kamar menghadap ke arah laut.
" Iya makasih Tante."
" Silahkan kalau mau istirahat." Wanita berdarah Jepang itu dengan ramah mempersilahkan Tasya.
Rumah itu sangat luas dengan kamar tidur berjumlah 10. Arsitekturnya sangat sederhana namun elegan. Pemandangan yang langsung menghadap laut membuat yang berada di rumah itu merasa betah. Ada sentuhan Jepangnya. Di rumah ini Dimas tinggal sementara istri dan anak-anaknya tinggal di rumah lainnya yang jaraknya sekitar 30 menit.
***
Di Gazeboo semua anggota keluarga sedang berkumpul menikmati teh.
" Diki tidak ikut Mi?" Tanya Dimas.
" Hari Jum' at sore dia ke sini." Jawab sang ibu.
" Berarti sama dengan Bunda" Seru Erik. Ia sudah tidak sabar bertemu ibu kandungnya.
" Iya" Jawab Oma Ratih.
Erik memang terlahir di Belanda dari ayah yang juga Belanda tapi dia memanggil orang tuanya dengan sebutan ayah bunda. Di rumahnya ia menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu. Ayah Erik ternyata pernah lama tinggal di Indonesia bahkan jika ditelusuri nenek buyut Erik juga keturunan Indonesia.
Keluarga Hadiwijaya tampak terlihat bahagia. Apalagi ulah si kembar yang makin lengket dengan Erik benar-benar menggemaskan.
***
Selama berada di Bali Tasya dan keluarga Hadiwijaya menikmati semua perjalanan wisata mereka. Hampir setiap hari mereka melancong menjelajahi wilayah pulau Dewata yang terkenal dengan kawasan wisatanya.
" Erik, fotoin aku ya.." Pinta Tasya kepada Erik. Gadis itu sudah berkostum ala Penari Bali.
" Ya ampun Tasya, siapa yang dandanin? jelek amat." Erik ga suka dengan penampilan Tasya.
" Udah ah jangan banyak komen. Tugas kamu cuma fotoin aku yang keren ya. Aku mau pamer di IG." Tasya tertawa.
Erik dan Tasya kadang akur kadang suka ribut. Keduanya selalu penuh persaingan terutama jika di depan Oma dan Opa. Meskipun demikian keduanya juga selalu kompak dalam membohongi orang-orang sekitarnya. Erik tidak pernah membocorkan rahasia Tasya di sekolah sebaliknya rahasia Erik juga aman di tangan Tasya. Tasya merasa beruntung memiliki saudara laki-laki yang sebaya dengannya.
***
TBC