Kesempatan Kedua

1509 Kata

"Kenapa helinya masih saja belum datang? kenapa kita malah jadi tertahan di sini. Ini pasti kamu yang ngatur semuanya. Kamu yang sengaja kan melakukan ini! kamu tahu, kalau Kumaira sedang menungguku di apart. Kamu mikir enggak saat hujan gini tuh enaknya sama anak dan bergulung di dalam selimut!" Ayolah perempuan ini cerewet sekali. Bagaimana bisa dia enggak mau diam dan terus menyalahkan aku. Dan kenapa juga dia menyalahkan hujan? memangnya aku bisa mengatur hujan? memangnya aku ini seorang dewa apa? Ku raih bahunya, dan ku peluk dia. "Sebentar sayang ... kamu ko berisik sekali." ku kecup pelipisnya, dan ia menjauhkan wajah cantiknya itu. Delikan yang melebar seperti hendak membakar hatiku. Namun sayangnya delikan itu malah membuat d**a ini berdebar hebat, dan kedua bibir ini tidak tahan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN