HM Corporation, Pukul 10.00 pagi. Jakarta Timur.
Aldi baru saja mengakhiri panggilan dengan seseorang. Seorang pria bernama Haikal yang berada di kota Solo dan baru saja menyetujui permohonan dari Franklin sebulan yang lalu. Tanpa mau membuang waktu lagi, Aldi pun segera memasuki ruangan atasannya.
"Asalamualaikum, Pak."
"Wa'alaikumussalam, ya?"
"Ada kabar baik dari Pak Haikal."
Franklin mengangguk kemudian mengizinkan asisten pribadinya itu memasuki ruangannya.
"Apa kata dia?"
"Dia setuju untuk bertemu dengan Bapak. Untuk masalah harga dan lain-lain, beliau akan kemari siang ini."
"Dia tidak perlu kemari." sela Franklin lagi. "Kita bisa saja pergi ke Solo besok pagi."
"Kebetulan sejak kemarin beliau di Jakarta Pak. Katanya sekalian kesini sebelum balik ke Solo."
Franklin terdiam. Kemudian mengecek jam di pergelangan tangannya.
"Baiklah, segera atur jadwal pukul 14.00 siang ini. Katakan pada siapapun yang ingin bertemu denganku bahwa aku tidak bisa ditemui pada saat itu."
"Baik Pak."
Dengan sopan Aldi pamit undur diri dan segera meninggalkan Franklin bertepatan saat dua orang wanita kembar berwajah bule masuk keruangan atasannya.
Aldi hanya tersenyum. Tentu saja ia mengetahui dua wanita kembar berhijab dan cantik itu. Mereka adalah Rayna Chevalier Ronald dan Rayni Chevalier Ronald. Putri dari pasangan Luna dan Ronald.
"Silahkan Nona," ucap Aldi dengan sopan pada Rayna dan Rayni kemudian berlalu keluar ruangan.
Rayna mengangguk dan beralih menatap Franklin. "Asalamualaikum, Franklin?" sapa Rayna dengan sopan.
Franklin segera mengalihkan tatapannya yang sejak tadi didepan laptop kamudian menatap Rayna dan Rayni. Franklin berdiri dari duduknya dan mempersilahkan keduanya duduk di sofa tamu.
"Wa'alaikumussalam. Duduklah."
Rayna dan Rayni duduk di sofa. Sementara Franklin berada di hadapan mereka.
"Kata Kak Rex, kamu membutuhkanku. Apa itu benar?" tanya Rayna tanpa basa-basi.
"Ya itu benar," jawab Franklin. "Tapi sebelumnya aku minta maaf sampai membuatmu kemari. Seharusnya aku yang mendatangimu kerumah sekaligus bersilahturahmi dengan Tante Luna dan Om Ronald."
"Tidak masalah. Kebetulan aku sedang ada keperluan diluar bersama adikku ini. Jadi sekalian saja."
Franklin menatap Rayni yang berada di sebelah Rayna kemudian keduanya bertemu pandang dan hanya saling tersenyum tipis.
"Baiklah kalau begitu. Langsung saja ke intinya." ucap Franklin sambil menyerahkan sebuah proposal penting kearah Rayna.
Dengan seksama Rayna mulai menerima proposal tersebut dan membaca halaman demi halaman. Rayna mengerutkan dahinya.
"Kamu merekrutku menjadi anak perusahaan kamu?"
Franklin mengangguk. "Daddy baru saja memberiku sebuah perusahaan di bidang produksi pangan secara cuma-cuma. Daddy ingin aku mengembangkannya secara mandiri."
"Lalu?"
"Kata Rex juga, tahun ini Daddymu memberimu sebuah perusahaan Parfum. Aku ingin menawarkan sebuah pemikiran yang bagus untuk pembisnis mula sepertimu."
Dengan santai Franklin bersedekap dan melipat kedua kakinya. "Perusahaanku adalah perusahaan besar. Seluruh Asia tenggara tentu tahu tentang HM Corporation."
"Ya aku mengerti. Siapa yang tidak kenal dengan CEO seperti dirimu."
"Kalau perusahaan parfum yang kamu dirikan menjadi anak perusahaanku, akan sangat mudah produkmu dikenal oleh masyarakat Indonesia dan Asia Tenggara. Aku tidak mengambil keuntungan yang banyak. Hanya 5%"
Rayna terdiam sementara Rayni si wanita pendiam itu terlihat sibuk dengan ponselnya karena ia tidak mengerti tentang dunia perusahaan selain menggeluti usaha kios bunga pemberian Mommynya.
Rayna memperhatikan Franklin dari ujung kaki hingga ujung rambut. Wajah yang tampan. Tubuh tinggi dan berbidang. Ras blasteran campuran dari Om Fandi yang berasal dari London dan Mommy Ayesha yang berasal dari Bandung. Tiba-tiba sebuah ide pemikiran yang cemerlang terlintas di benaknya.
"Jika aku memintamu menjadi brand ambassador parfumku, apakah kamu akan setuju?"
"Brand ambassador?"
"Iya," Rayna pun bersedekap dan tersenyum puas. "Wajah tampan dan postur tubuh sepertimu berpeluang untuk menarik perhatian calon pembeliku nanti."
Franklin mengusap dagunya. "Royaltinya?"
"Akan segera aku kirimkan lampiran perjanjiannya melalui email. Kamu bisa mempelajarinya nanti. Jika kamu setuju, kita impas. Kamu untung, begitupun denganku."
Komplek Perumahan Citra Indah, Pukul 13.00 siang.
Sholat Zuhur baru saja usai. Vita melipat mukenanya dengan rapi setelah berdzikir dan membaca doa. Vita teringat Ayahnya, kemudian segera keluar kamar bertepatan saat Wahyu baru saja pulang dari mesjid dan duduk diruang tamu.
"Ayah?"
"Ya?"
"Ayah sibuk?"
"Sedang baca koran online. Ada apa?"
"Apakah Ayah mengizinkan Vita jika Vita tinggal di Solo?"
Dengan cepat Wahyu menoleh kearah putrinya. "Ke Solo? Ngapain tinggal disana?"
"Vita baru saja interview di HM Corporation. Vita memang di terima, tapi untuk di mutasi ke Kota Solo. Pak Franklin Hamilton akan menjadi Presdir disana. Itu kata Ibu Hanna bagian kepala HRD."
"Berita kalau Franklin Hamilton akan menjadi petinggi di perusahaan baru sudah terdengar di sosial media. Barusan Ayah membaca beritanya."
"Jadi, apakah Ayah mengizinkannya?" tanya Vita penuh harap.
"Disana kan ada Abangmu yang kebetulan juga di mutasi sama pihak rumah sakit di Jakarta. Jadi ya, tidak masalah. Kamu bisa tinggal sama Abangmu dan Kakak iparmu disana."
"Ya Allah, Alhamdullilah.."
Dengan penuh syukur Vita memeluk Ayahnya. Vita senang karena akhirnya Ayahnya itu mengizinkan. Tidak sia-sia baginya selama ini kalau ijazah kuliah lulusan sarjana jenjang pendidikan S1 nya itu akan menjadi salah satu impiannya untuk berjenjang karir disebuah perusahaan ternama. Sebuah perusahaan baru yang akan di pimpin oleh Franklin Hamilton.
"Terima Kasih, Ayah."
"Sama-sama Nak,"
Vita pun memilih menuju kamarnya dan ia teringat sahabatnya yang ada di Kota Solo. Ia harus menghubunginya dan memberi kabar secepatnya kalau ia akan tinggal di Solo.
Nah, Vita sama Franklin akan berlatar di Solo. Bagaimana nanti keduanya ya??
Clue mulai muncul di part-part sebelumnya, yang mulai menebak-nebak, Makasih banget ya hhe.
Tapi nikmati aja nanti alurnya
Sedikit bocoran, insya Allah aku akan mengaduk-aduk perasaan kalian pas di Solo aja gin, sekarang slow aja dulu deh. Masih part 13 soalnya
Wkwkw
Makasih sudah baca. Sehat selalu buat kalian dan sekeluarga ya.
With Love LiaRezaVahlefi