Setelah lima hari berlalu, akhirnya Adrian kembali lagi ke mansion bersama Dion. Kali ini aku melihat ada bekas luka sayatan pada lengan kanannya yang masih merah dan tidak diperban. Wajah tampannya itu terlihat sangat lelah.
Entah kenapa hati kecilku merasa sangat sakit saat melihat Adrian dalam kondisi seperti ini. Aku memberanikan diri melangkah menghampirinya sambil membawa kotak p3k.
“Apa aku bisa mengobati lukamu?” Aku bertanya tanpa menatap padanya.
“Apakah kamu bisa?”
Aku mengangguk pelan, “Iya, aku bisa,” jawabku cepat.
Adrian kemudian membuka kaos hitam body fit yang dikenakannya dan melemparkan ke dalam keranjang yang dipenuhi oleh pakaian kotor. Anehnya, meskipun ini bukan pertama kalinya aku melihat pria ini bertelanjang d**a, tetapi aku tetap merasa tidak nyaman dan kiku
