6

1620 Kata
Sesampainya Bi Narsih di depan gang komplek rumah Langit, Bi Narsih pun langsung turun dan juga berjalan menuju ke rumah Langit. Ia pun saat ini sedang berada di jalan menuju ke rumah Langit. Setelah melewati beberapa rumah, akhrinya Bi Narsih pun sampai di rumah Langit. Ia langsung masuk ke dalam untuk mencari Langit. Namun sampai saat ini ia masih belum menemukan dimana keberadaan dari Langit tersebut. Ia pun akhirnya pergi ke tempat dimana Pak Marno berada dan bertanya mengenai keberadaan Langit kepada Pak Marno yang ada di belakang itu. "Pak Marno, lihat Mas Langit apa nggak ya Pak? Kok Bibi cari-cari dari tadi ga ada ya. Kemana ya kira-kira Mas Langit? Apa emang Mas Langit belum pulang dari tadi?" tanya Bi Narsih tersebut kepada Pak Marno yang saat ini melihat ke arahnya. "Iya Bi, Mas Langit dari tadi malam kan belum pulang. Tadi pagi juga Mas Langit ga pulang Bi. Kemana ya kira-kira Mas Langit? Atau jangan-jangan Mas Langit mabuk lagi ya Bi?" tanya Pak Marno dengan raut wajah yang khawatir sekali. "Nggak mungkin deh Pak. Karena kalo Mas Langit mabuk pasti tadi malam Mas Langit pulang diantar sama Mas Zeon. Tapi ini daritadi malam juga ga keliatan semuanya baik Mas Langit ataupun Mas Zeon. Kemana ya mereka" ujar Bi Narsih. "Iya juga ya Bi. Mereka kira-kira kemana ya kok ga keliatan. Bi Narsih habis pulang ke rumah ya? Ada apa to Bi?" tanya Pak Marno yang baru melihat Bi Narsih. "Iya Pak. Ini saya kesini itu sekalian mau pamit sama Mas Langit tapi Mas Langit malah ga ada. Kemana ya Mas Langit sekarang" ujar Bi Narsih tersebut. "Lho mau pamit emang mau kemana to Bi Narsih?" tanya Pak Marno tersebut. "Begini Pak, jadi saya mau pulang kampung ke Surabaya sebentar. Soalnya Eyangnya anak-anak sakit. Jadi rencananya saya sama dua anak saya, Awan dan Anna mau berangkat kesana besok. Makanya saya mau pamit sama Mas Langit. Tapi mulai besok juga Kejora gantiin saya Pak. Pak Marno udah tau Kejora kan Pak? Kalo besok dia kesini jangan di usir ya Pak. Oh iya kayaknya saya nitip pesan ke Pak Marno aja deh. Tolong besok beri tahu Mas Langit kalo saya ga bisa datang dan saya digantikan sementara dengan anak saya, Kejora " ujar Bi Narsih meminta tolong. "Oh iya Bi, saya tau lah Kejora. Masa ga tau. Ya udah mending Bi Narsih sekarang pulang ke rumah aja Bi. Buat siap-siap berangkat besok pagi. Besok biar ga keteteran. Nanti saya bilangin ke Mas Langit Bi" ujar Pak Marno tersebut. "Iya Pak. Makasih ya Pak. Kalo begitu saya permisi dulu Pak" ujar Bi Narsih. Setelah itu Bi Narsih pun langsung pulang ke rumahnya lagi. Karena memang ia tadi ke rumah Langit hanya untuk berpamitan dan mengatakan tentang Kejora yang nantinya akan menggantikan dirinya tersebut. Bi Narsih pun sudah berada di angkot. Sementara itu, Langit di dalam apartementnya sudah bangun dari tidurnya. Ia pun masih memikirkan tentang kejadian yang tadi ia alami itu. Ia tidak menyangka bahwa ia akan mengalami hal yang sangat diluar nalar seperti itu. Jika ia nanti bercerita kepada Zeon pasti ia tidak akan percaya dengan semua ini. Maka dari itu ia tidak akan menceritakan mengenai hal ini kepada Zeon. Karena bisa saja bahwa apa yang terjadi tadi itu memang hanyalah halusinasi yang dialami oleh Langit karena ia yang kebanyakan memakai barang haram itu kemarin. Maka dari itu ia tidak yakin. Kita lihat aja. Apa bener apa yang dikatakan oleh sosok itu tadi. Apa bener gua bakalan ketemu dan bersama dengan jodoh gua besok? Lagian juga siapa sih yang mau sama cowok kayak gua ini. Udah ga ada masa depannya. Kalaupun ada itu juga cuman masa depan suram yang ga bisa diharapkan lagi. Ujar Langit dengan sedih. "Lang. Lo lagi apa. Ayo keluar gua dah pesen makan tadi. Ini udah sampe. Cepetan keluar ntar keburu dingin ga enak dimakan" ujar Zeon dari luar kamar itu. "Hmm iya. Bentar gua cuci muka dulu" ujar Langit menjawab ajakan Zeon itu. Langit sangatlah beruntung di dunia ini ia bisa mengenal seseorang seperti Zeon tersebut. Zeon bisa menyadarkannya bahwa ia tidak sendiri. Selain itu juga, Langit sangatlah beruntung sekali bisa mendapatkan teman seperti Zeon karena Zeon ini mampu menjadi teman sekaligus orang yang menguris Langit. Terutama saat seperti ini. Saat Langit baru saja menggunakan barang haram tersebut di tubuhnya. Karena yang ia percaya hanyalah Zeon. Meskipun sudah beberapa kali Zeon meminta kepada Langit untuk berhenti. Namun Langit masih belum bisa. Thanks Ze. Kalo ga ada lo mungkin gua udah nyerah sejak dulu. Batin Langit. Setelah itu, Langit pun pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya. Setelah sudah, Langit pun keluar dari kamarnya dan saat ini ia pun sudah bersama dengan Zeon di depan rumah TV. Zeon ternyata membeli KFC dan juga Cola yang sangat banyak. Mereka berdua pun sekarang mulai makan bersama. Hari ini sudah sore, nanti rencananya Langit akan menginap disini bersama dengan Zeon. Dan mereka baru akan pulang ke rumah mereka besok pagi sekali. Mereka tidak ingin membolos untuk beberapa waktu ke depan karena mereka sudah akan masuk ke ujian kenaikan kelas. Tentunya Zeon harus selalu naik kelas dan ia pun juga selalu meminta Langit untuk tetap bersekolah dan naik ke kelas bersamaan dengan Zeon. Walaupun berkali-kali Langit sudah mulai menyerah dengan masa depannya, tapi Zeon selalu memberi semangat kepada Langit. Karena Zeon yakin bahwa masa depan itu masih ada untuk Langit. Dan semua orang di dunia ini masih memiliki masa depan baik. "Lang, lo tadi malem kayaknya makek terlalu banyak. Lo ga papa kan?" tanya Zeon yang tentunya sangat khawatir sekali kepada Langit tersebut. Karena sewaktu ia membereskan bekas-bekas barang haram itu ternyata sangat banyak sekali. "Tenang aja Ze. Gua ga papa" ujar Langit mencoba meyakinkan Zeon tersebut. Setelah itu mereka pun terdiam dan melanjutkan makan malam mereka lagi. Sebenarnya masih banyak pertanyaan yang ingin Zeon utarakan kepada Langit. Namun sepertinya waktunya tidak pas jika ia harus menanyakan pertanyaan itu. Apalagi salah satu dari pertanyaan dari Zeon itu juga menyangkut bagaimana ia bisa keluar dari penjara dan apakah Mama Langit yang mengeluarkannya. Dan bagaimana tanggapan Mama Langit tersebut kepada Langit. Zeon sangat takut jika nantinya Langit akan merasa lelah tersakiti hatinya oleh perkataan Mamanya itu. Lang, gua emang ga tau apa yang saat ini lagi bersarang dipikiran lo. Tapi please Lang, tetep bertahan sampai nanti Lang. Jangan menyerah sama keadaan yang ngebuat lo jadi kayak gini. Gua selalu berharap dan berdoa sama Tuhan, supaya nanti ada Puteri Cantik yang datang ke kehidupan lo dan merubah hidup lo Lang. Gua yakin dengan cinta, nanti lo akan berubah Lang. Semoga ga lama lagi ya Lang. Dan semoga Puteri Cantik itu bisa ngehentiin lo konsumsi barang haram ini. Gua udah ga kuat kalo ngeliat lo selalu makek barang itu lagi Lang. Batin Zeon dengan sedih. "Anak Merdeka ada yang hubungin anggota kita lagi atau ga Ze?" tanya Langit. "Sampai sekarang sih ga ada Lang. Tapi gua yakin ga lama lagi mereka bakal cari perkara sama kita lagi karena emang mereka semua itu nuduh kita yang buat keributan datengin polisi kemarin. Mereka ga percaya kalo kita ga nelfon polisi. Padahal emang bukan kita kan yang nelfon polisi" ujar Zeon kepada Langit tersebut. "Iya. Gua penasaran sampe sekarang. Siapa kira-kira yang ngelaporin kita ke polisi kemarin. Karena biasanya kita fight disana juga ga papa. Ga ada yang ngelaporin ke polisi. Tapi kemarin kenapa ada" ujar Langit dengan bingung sekali. "Nah ya itu Lang. Belum ada yang tau masalah itu selain genk kita sama genk merdeka. Tapi kenapa kemarin ada yang nelfon polisi ya" ujar Zeon dengan bingung. Mereka semua pun saat ini masih memakan makanan mereka. Langit pun masih memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi besok. Ia akan membuktikan perkataan dari orang misterius yang tadi. Apakah benar jika besok jodohnya akan datang? Dan ia akan tinggal bersama dengan jodohnya tersebut? Langit benar-benar memikirkan tentang hal itu. Ia benar-benar bingung sekali. Mereka pun akhirnya sudah selesai makan. Kali ini setelah makan mereka menjadi bermain game. Awalnya tadi Langit ingin mengajak Zeon untuk pergi ke Club karena ia benar-benar pusing dan membutuhkan minuman untuk dirinya tersebut. Namun Zeon tidak menuruti Langit karena besok mereka harus berangkat ke sekolah. Maka dari itu lah saat ini mereka berdua sedang main game bersama agar Langit juga melupakan keinginannya itu untuk pergi ke Club pada malam hari ini. "Aduh Ze, ke Club aja yuk. Sumpah deh gua pusing banget ini. Ayo lah kita have fun malam ini Ze. Gua traktir deh, atau disana kita open table gimana?" tanya Langit. "Please lah Lang. Lo terlalu banyak ke Club woy. Udah besok lagi aja. Lagian juga besok pagi kota harus berangkat sekolah Lang. Lo ga lupa? Kita itu udah mau ujian woy. Pokoknya ya, lo harus banget naik kelas bareng gua. Awas lo ga naik. Udah lupain keinginan lo malam ini buat ke Club. Sekarang main game dulu aja. Jangan mikir ke Club lagi. Main sama gua disini aja" ujar Zeon kepada Langit. "Hmm ya udah deh. Kalo gitu sekarang kita main lagi. Tapi gua boleh ya minum Cola lagi. Gua lagi malas nyebat nih" ujar Langit yang akhirnya diangguki Zeon itu. Akhirnya Langit pun pergi ke dapur untuk mengambil Cola yang tadi ia inginkan itu. Langit pun akhirnya sudah mengambil dan membawa Cola tersebut ke ruang TV. Ia pun melanjutkan bermain game lagi bersama dengan Zeon sembari meminum Cola nya. Mereka pun masih bermain game sampai tengah malam sekali. Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam. Mereka berdua masih saja bermain game. Dan karena mata mereka yang sudah lumayan lelah, akhirnya mereka pun menyudahi bermain game tersebut dan memutuskan untuk tidur di kamar. Akhirnya Zeon dan Langit pun masuk ke kamar mereka masing-masing. Meraka pun tidur dengan cukup nyenyak malam itu. Meskipun sebelumnya, Langit memikirkan tentang hal-hal yang kemungkinan akan terjadi di esok hari. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN