Pov Dion “Hay, Dion!” “Vio? Lagi ngapain di sini?” Aku menatap datar pada perempuan yang mengenakan dress di atas lutut itu. Seleranya Mama ya yang modelan Dewi sama Vio memang. Entah kenapa, padahal dia sesama perempuan, tetapi malah pada suka yang kurang-kurang bahan.” “Mama sakit, Yon. Badannya dari malem panas banget. Ini masih aku kompres.” Viona menunjukkan handuk kecil yang tampak masih basah pada tangannya. Aku menautkan alis, menatap wajah Mama yang tampak tak ada pucat-pucatnya. Namun, karena Viona mengatakan Mama sakit, lekas aku mendekat. “Mama sakit apa?” tanyaku. Bukan khawatir, tetapi justru malah curiga. “Gak tahu, Yon. Dari malem badan Mama meriang, panas dan dingin. Untung ada Viona main, jadi Mama suruh nginep sekalian! Alhamdulilah, dia telaten banget nguru