Kegelapan, hanya itu yang bisa dirasakan oleh Aeris sekarang. Ia sudah berada jauh dari cahaya yang berasal dari mulut pintu gua. Ia mulai merasa ketakutan karena jika dia terus masuk maka dia tidak akan melihat apapun lagi.
Namun kini dia melihat sebuah terowongan lain, goa ini tidak hanya mengarah masuk lurus ke dalam. Terdapat beberapa persimpangan terowongan yang berbeda arah.
Aeris terus berjalan ke arah kiri dengan tangannya yang menyentuh dinding gua. Penglihatannya memang masih bisa menangkap sedikit sisa cahaya yang bisa masuk ke dalam namun dia harus meraba untuk berjalan dengan baik.
Tanpa sadar ia memasuki terowongan lain dan melihat sepertinya ada cahaya di sana. Ketika semuanya gelap ia justru melihat ada cahaya dan tentunya ia langsung mendekat. Langit-langit gua yang ia masuki kini berbeda dibanding yang ia lewati sebelumnya. Ada beberapa titik cahaya kecil yang menempel disana. Titik cahaya itu terlihat seperti berasal dari kunang-kunang
"Apa itu?" Ucapnya, meskipun dia berbicara dengan nada yang sangat kecil, goa membuat suaranya bergema dengan lumayan keras. Seketika cahaya yang ia lihat disana bertambah banyak satu persatu. Yang Awalnya hanya beberapa titik kini terlihat terus menjalar dengan cepat hingga titik cahaya bak bintang itu makin banyak hingga memenuhi seluruh dinding goa.
Aeris langsung kalap dan berputar untuk melihat semuanya dengan jelas, dinding goa itu benar benar penuh dengan cahaya orange yang banyak. Namun yang paling mengejutkan dirinya adalah ia menyadari ada bentuk yang tidak normal dihadapannya sekarang. Ia melihat dinding goa yang ada dihadapannya sepertinya bukan batu yang ia kira. Perlahan langkahnya mendekat untuk melihat dengan jelas hingga sebuah mata yang lumayan besar muncul dari sana
Deg
Kaki Aeris tidak bisa bergerak ketika mata itu kini terangkat keatas, lampu bintik itu juga bergerak mengikuti nya, sesaat ia tersadar kalau cahaya itu berasal dari tubuh hewan aneh ya ia lihat.
Batin Aeris menyerukan agar ia berlari dari sana namun kakinya seakan ditahan oleh sesuatu. Wajah binatang itu mirip dengan seekor burung buas, paruhnya seperti elang, dan tubuhnya penuh dengan cahaya
Cciiakkkkkk
Hewan itu mengeruak keras hingga membuat angin yang sangat kencang menghembus Aeris. Dengan segera kaki Aeris kini bisa bergerak dan berlari dari sana
"Apa itu?" Ucap Dexter yang masih menunggu diluar. Ia dan Lawson bisa mendengar suara itu berasal dari dalam goa
"Peliharaan ku" jawab sang Goblin
"Kau punya peliharaan di sana?! Dia pasti bertemu dengan Aeris!" Ucap Lawson mulai panik
Goblin itu hanya diam sambil menatap mereka memberikan peringatan untuk tidak mengganggu rencananya.
Sementara itu kini Aeris sedang berlari mencari jalan untuk keluar dari gua itu. Dia tidak melihat jalan yang sebelumnya ia lewati, dan dengan rasa panik nya dia memilih jalan secara asal. Karena hewan itu lebih besar daripada dirinya, ia kesulitan untuk mengejar Aeris. Ia tidak bisa terbang menggunakan sayap nya dan harus menunduk sambil mengejar Aeris.
Kaki Aeris masih terus berlari dan sudah beberapa kali ia melihat terowongan yang berbeda dan memilih mereka asal. Kini didepan Aeris ia juga harus kembali memilih arah kanan atau kiri.
"Aaarhh!" Teriak Aeris dan masuk pada lorong kanan, ketika ia masuk ia melihat sebuah cahaya berada didepannya, dan mengira ia berada di arah yang benar. Langkah kakinya semakin cepat dan cahaya putih itu segera ia masuki
Zringg
Setibanya di sana ia merasa silau sebentar, namun menyadari lagi kalau ini bukan tempat yang ia tuju.
Brak
Cciiakkkkkk
Hewan yang mirip dengan elang raksasa itu kembali menyeruak, Aeris melihat sekitarnya merupakan rerumputan namun juga terasa seperti ilusi.
"Ini apa sebenarnya" guman Aeris, hewan itu kini sudah berada didepan matanya dan menatap sambil mendekatinya. Aeris mundur kebelakang sambil merasa takut pada hewan itu. Tapi ia juga menyadari kini bulu bulu hewan itu tidak lagi mengeluarkan cahaya jika berada di tempat terang.
Cciiakkkkkk
Dengan cepat tangan Aeris mengambil batu yang ada didekatnya dan melemparkannya tepat sasaran. Batu itu mengenai leher hewan yang ada di depannya sehingga Aeris kembali mencoba masuk kedalam gua yang gelap
Cetassss
Ketika dirinya kembali masuk ke dalam goa tiba-tiba pandangan yang menjadi gelap gulita, ia berbalik ke belakang dan tidak menemukan lapangan hijau seperti halusinasi yang ia lihat tadi. Ia memperhatikan sekitarnya dan sepertinya memang tidak ada apapun, tempat tadi seakan-akan langsung tertutup begitu saja.
Tcitsss
Suara desisan terdengar tiba-tiba, Aeris juga melihat sebuah cahaya muncul dan mencari keberadaannya. Ia terkejut melihat tangannya yang mengeluarkan cahaya berwarna biru
"Whoa!" Pekiknya, namun cahaya itu langsung menghilang dengan cepat
"Hei! Kok mati!" Ucap Aeris, ia mengibas ngibaskan tangannya, berharap cahaya tadi muncul lagi. Namun seberapa pun ia berusaha cahaya itu tidak lagi keluar. Cahaya itu juga sangat redup, hanya terlihat tipis dan karena ia berada ditempat gelap sehingga Aeris bisa menyadarinya
"Apa itu sihir gue?" Gumamnya
"Lawson!" Teriak Aeris lagi, ia berharap ada yang mendengarnya untuk menjawab sahutnya, ia kembali meraba dinding goa dan mencari jalan, lagi lagi ia menemukan celah ke arah lain yang ada disebelah kirinya
"s**t, berapa banyak cabang sih nih goa" umpat Aeris yang mulai muak
Ia terus berjalan dan masuk kedalam sebuah ruang lagi, ia menatap remang pada ruang goa yang kosong itu, mencari cari sesuatu yang bisa ia temukan disana. Akhirnya sebuah benda yang berkilau menarik perhatiannya, ia melihat sebuah cermin besar disana yang sekelilingnya dibalut bingkai emas, Aeris mendekat, dan ia juga melihat dari atasnya sepertinya ada celah yang membuat cahaya bisa masuk dari luar
"Cermin? Kali ini apa lagi" ucapnya, sebelumnya ia menemukan hewan aneh dan sekarang ia justru bertemu cermin
Ia segera berdiri di depan cermin itu dan menatap pantulan dirinya, Aeris memakai celana jeans hitam dan jaket hitam sebagai luaran kaos putih yang ada didalamnya. Rambutnya ia kucir kuda dan itu juga yang ia lihat di dalam cermin itu
"Halo Cantik"
Nafas Aeris berhenti sebentar saat ia mendengar suara laki-laki yang bukan berasal dari dirinya, ia berbalik ke belakang untuk melihat siapa yang datang. Dan ia menemukan laki laki aneh sedang berdiri dihadapannya. Umur laki-laki atau sepertinya sama dengan pamannya sebelum meninggal
"Si, siapa?" Heran Aeris, ia lagu takut berhadapan dengan orang daripada hewan
"Aku..... Teman mu"
"Gue gak punya teman" ucap Aeris tegas
"Kalau begitu, biarkan aku jadi teman mu" ucap laki-laki itu berjalan mendekat, ekspresi wajahnya yang tersenyum membuat Aeris merasa semakin aneh
"Kenapa gue malah jumpa laki-laki aneh disini? Apa yang direncanakan sama Goblin itu" ucapnya didalam hati
"Setelah sekian lama.... Akhirnya kau muncul, aku memang bertanya-tanya di mana keberadaan mu. Sangat sulit mencari mu di dunia kita, aku bahkan ke dunia manusia tapi tidak menemukan petunjuk apapun. Tapi lihatlah... Akhirnya kau datang"
"Gue gak datang untuk Lo" ucap Aeris, ia sengaja menggunakan bahasa gaul yang biasa dilakukan pada Lawson, karena baginya bahasa itu terdengar lebih kasar, dan cocok untuk di gunakan ketika berhadapan dengan orang yang tidak disukai.
"Tapi kau disini, dan itu membuat ku bertanya tanya"
Laki-laki itu tiba-tiba mendekat dengan sangat cepat kepada Aeris, Hingga membuat Aeris langsung bersandar kepada kaca dan dikunci olehnya. Ia tidak bisa bergerak ketika laki-laki itu berada di hadapannya,
"Pasti kau belum tahu kekuatan mu" ucapnya
"Makanya gue datang kesini, Goblin itu nyuruh Lo ngapain hah?"
"Oh.... Dia bukan atasan ku"
"Terus ngapain Lo disini?"
"Goa ini bukan miliknya"
"Jadi Lo pengusup?"
"No, ssstt.... Jangan banyak tanya, daripada mempermasalahkan kenapa aku bisa ada disini, lebih baik kau ikut dengan ku. Aku akan membantumu menemukan kekuatan sihir mu, kau tidak perlu bantuan para Goblin dan juga teman teman mu itu" tawarnya
Aeris merasa curiga dengan laki-laki di hadapannya karena dia bukanlah vampir ataupun werewolf, dia juga bukan Wizard. Tapi dia juga bukan manusia, Aeris yakin akan hal itu
"Lo siapa?" Ucap
"Teman barumu"
"Bukan itu bodoh, lo bukan Wizard atau semacamnya, lu juga bukan kurcaci dan Goblin"
"Hahaha...... Ternyata kau penasaran? Maka ikutlah denganku supaya aku menunjukkan hal-hal luar biasa yang lain. Kau juga akan melakukan hal-hal luar biasa dengan ku, beserta pemimpin kami"
"Kami?" Beo Aeris heran
"Iya, Kami Sangat kuat... Itu sebabnya kau bisa bergabung dengan kami, kau memiliki sihir yang kuat jika dilatih oleh ku"
Senyum laki-laki itu benar-benar mencoba merayu Aeris untuk ikut dengannya.
"Ehm, kalau begitu gue bicara sama teman-teman gue dulu"
Aeris hendak berjalan pergi untuk mencari jalan keluar dan bertemu dengan lawson dan Dexter, tapi laki-laki itu menahan tangannya bahkan sebelum ia keluar dari ruang gua itu
"Kau tidak perlu bertemu dengan mereka, kita pergi sekarang"
Merasa ada unsur paksaan dari laki-laki itu membuat Aeris yakin ada yang tidak beres
"Gue gak percaya sama orang yang baru gue temui" ucap Aeris dan menghentakkan tangannya, ia kembali berjalan namun tiba tiba ia mendengar suara aneh disertai tumbuhan yang muncul menutupi jalannya.
"Lo... Wizard?" Ucap Aeris menebak, namun laki laki itu hanya diam
"Ikut aku, kau tidak punya pilihan lain"
Ekspresi laki laki itu tidak lagi menunjukkan ekspresi ramah seperti tadi. Bujukan yang ia berikan kepada Aeris secara baik-baik ternyata tidak berhasil maka ia akan memaksa sebagai jalan terakhir.
"Akhhhhh!"
Dirinya tidak memiliki pilihan apapun lagi, walaupun ia lari dia tidak memiliki jalan lain karena sudah terkurung bersama laki-laki itu disini. Ia hanya berharap suaranya bisa terdengar keluar sehingga ia berteriak sekeras-kerasnya
"Hmm..... Teman kalian, Wizard kan?" Ucap Goblin yang kini merasa ada keanehan didalam goa
"Iya, Kenapa kau bertanya lagi?" Ucap Dexter
"Se, sepertinya ada hal lain yang muncul di sana" ucap Goblin itu ragu, ia juga takut akan apa yang ada didalam
Zrezzzzzz
Dengan cepat Lawson langsung berlari masuk kedalam dan menajamkan indra pendengaran penglihatan dan juga perasanya. Ia mencoba mengenali tanda-tanda keberadaan Aeris.
Dexter juga langsung melesat terbang dengan cepat masuk ke dalam, ia membuat sebuah sifat cahaya untuk menerangi jalan mereka. Ia berpencar dengan Lawson. Mereka menyadari kalau banyak lorong di dalam gua ini dan dan sepertinya hanya Goblin itu yang mengenali goa nya
"Lo siapa hah?" Ucap Aeris, yang masih bisa berbicara meskipun tubuhnya kini sudah dililit oleh akar yang keluar dari dalam tanah
"Kau harus mati" ucapnya dengan penuh penekanan
"Kenapa gue harus mati, gue nggak melakukan kesalahan apapun sama Lo" ucap Aeris yang bisa merasakan apa itu perlahan dengan mencoba meremukkan badannya
"Kamu tidak melakukan kesalahan, tapi keberadaanmu akan menimbulkan kesalahan yang fatal. Kau tidak boleh menjadi Wizard. Seharusnya kau tidak pernah muncul"
Aeris terdiam, laki-laki yang ada di hadapannya ini sepertinya mengetahui sesuatu
"Kau juga tidak boleh mencoba menguasai sihir mu, lebih baik kau mencari wizard kuat untuk menyegel kekuatan mu kembali"
"Kenapa? Kalau begitu bilang alasannya!" Teriak Aeris marah, ia sudah semakin sesak dan susah bernafas
Gbrakkkkk
Dinding gua yang ada di dekat mereka tiba-tiba hancur, Aeris melihat laki-laki tadi sudah hilang seketika namun badannya masih terus dililit akar yang semakin tumbuh
"Aeris!" Pekik Lawson, ia langsung mengeluarkan sihirnya, ditangannya muncul sebuah bayangan hitam mengkilat membentuk pedang yang besar
Trashh
Lawson memotong akar itu dan menangkap Aeris yang segera tersungkur ke tanah
"Aeris" panggil Dexter yang menemukan mereka
"Apa yang terjadi?" Ucap Dexter melihat Aeris melemah dan berusaha mengambil oksigen yang sebanyak-banyaknya
Lawson memperhatikan sekitarnya dan tidak menemukan jejak apapun