19

1622 Kata
Gedubrakkk "Aawwwww" ringis Aeris yang baru saja terjatuh dari tempat tidurnya, hari sudah pagi dan karena posisi tidurnya yang tidak beraturan sejak semalam membuatnya berakhir ddi pinggir kasur dan terjaruh. Ia segera duduk dengan mata yang masih setengah terbuka, perlahan lahan kesadarannya kembali dan ia memperhatikan sekitarnya. Ia sudah berada diapartemennya kembali dengan keaddaan kamarnya yang gelap, jendela kamarnya yang masih tertutup menghalangi cahaya masuk "Kapan gue pulang?" gumannya, ia mencoba mengingat darimana ia semalam namun ia juga mengingat mimpi yang ia alami "Setelah sekian lama kenapa gue malah mimpiin hari itu lagi sih" ujarnya dan beranjak berdiri, ia membuka jendela kamarnya dengan asal kemudian menuju dapur untuk mengambil segelas air. saat ia meminumnya ia mulai sadar dan mengingat bagaimana ia bisa pulang semalam ia bersama Lawson dan memasuki gedung kementrian Zagardos, dimana hal hal aneh namun luar biasa bisa ia lihat disana. Seketika senyumnya merekah dengan pandangannya yang melamun. Ia merasa senang semalam seakan baru saja dibawa jalan didunia fantasi yang nyata. Belum lagi ia kini mengetahui ia adalah seorang Wizard. Tangan kanan Aeris ia tengadahkan, dan menatapnya dengan lamat. "Apa gue beneran punya sihir?" "HAKKK" teriaknya tiba tiba dengan tangan yang menyerang kedepan, ia mengira akan ada sesuatu yang keluar dari sana ketika ia mengedan kuat. Ia diam sebentar dan tidak ada reaksi apapun disekitarnya "Hya!!! Kya!!!" teriaknya lagi sambal menggerakkan tangannya seperti penyihir yang ia lihat di film. bahkan kakinya sudah ikut memasang kuda kuda. "Ish. g****k banget" Ucapnya kesal melihat kedua tangannya. ia menatapnya dengan jengkel kemudian kembali menuju kamarnya untuk bergegas pergi ke kampus, hari ini ia hanya memiliki satu jadwal kuliah saja dan waktunya tepat pada jam siang. Sementara itu kini ditempat yang berbeda Lawson sedang berada ditempat lain, ia tidak berada di apartemen barunya melainkan tempat ia dengan beberapa oraang terdekatnya tinggal bersama. "So.... dia udah mengaku?" ucap perempuan bernama Endah, ia sedang asik dengan buku bukunya sambal bersantai disofa, Sementara Lawson sibuk mengotak atik llaptop yang ada didepannya "Mengaku? lebih tepatnya dia udah terima sama keadannya sekarang karena dia juga baru tahu kalau ddia itu Wizard" "Hahahaha taapi kok bisa yah? dia itu masuk dalam salah sattu keanehan yang pernah gue lihat dalam hidup gue. Ibaratnya Lo itu perempuan tapi lo selama ini ngira kalau lo laki laki" "Beda konsep" Ucap Lawson dengan cepat "Tapi mirip kan? lagian dengan aura yang kuat kayak gitu gue yakin dia bukan sembarang wizard, pasti ada yang membuat orang yang menyegel sihirnya itu gak punya pilhan lain selain melakukan itu. Lo juga bilang dia tinggal sendirian dan gak punya siapa siapa kan? apalagi yang rawat dia waktu kecil juga bukan kedua orang tuanya. Gue yakin sih pasti orangtuanya sendiri yang membuat segel itu, dan mereka juga penyihir yang keren. Siapa tahu kita kenal orang tua dia" Endah terus berbicara mengutarakan segala dugaannya yang sebenarnya sudah pernah dipikirkan oleh Lawson, ia juga menduga hal yang sama namun masih memendam stigmanya sendiri sampai menemukan petunjuk yang lebih jelas. Jika umur Aeris memang masih 19 tahun maka ada kemungkinan Lawson pernah bertemu dengan orang tuanya sebelum meninggal. "Dunia kita memang gak seluas dan sebesar dunia manusia, perbandingannya 10 banding 100. tapi kaum kita tetap menyebar disegala penjuru, jadi aku yakin Aeris mungkin asalnya dari wilayah yang jauh" ucap Lawson "Nah itu dia, pasti ada kejadian yang-" "Gue pergi dulu" ucap Lawson memotong kalimat Endah dan beranjak pergi dari sana. "Loh lo mau kemana?" "Kampus" "Dih, lo udah seumuran nenek buyut mereka ngapain lo jadi mahasiswa ambis tiapmhari kekampus, kasih kesempatan sama manusia yang umurnya pendek untuk jadi pintar" omel Endah yang tidak terima ditinggal sendirian, Lawson mengabaikannya dan segera masuk kedalam mobil, namun endah yang masih memperhatikannya menyadari ada kesalahan dan segera melesat dari duduknya menuju luar dan berdiri didepan mobil Lawson "Gue mau pergi lo ngapain disana?" ucap Lawson mengeluarkan kepalanya dan jendela mobil "Lo lihat dulu wajah lo" Lawson bercermin pada kaca spion mobilnya, kulit wajahnya yang terkena matahari kini bersinar layaknyaa berlian yang mengkilap dan memantulkan cahaya indah. Banyak yang percaya bahwa Vampire akan terbakar jika terkena matahari, namun sebenarnya vampire tidak akan terbakar melainkan kulit mereka akan terlihat berkilau dan hal itu tentunya akan membuat manusia heran ketika melihatnya. Para vampire memiliki beberapa sihir yang diajarkan oleh para Wizard untuk menyembunyikan hal itu Zressss Lawson baru saja merapalkan mantra yang sudah ia hafal dan seketika kulirnya mulai berubag menjadi terlihat normal meskipun terkena matahari "Lo harus waspada, kalau ada manusia yang lihat lo bakalan kena kasus dan dikejar sama Auror" ucap Endah memperingatkan, Auror adalah sebutan bagi para pekerja yang bekerja di Zagardos. Jalan Lawson kini sudah tidak dihambat lagi oleh Endah, ia segera melaju dengan kendaraannya meninggalkan tempat tinggaknya sebelumnya, selama ini ia tinggak bersama Endah dan beberapa Vampire lain, mereka tidak perlu tidur sehingga mereka juga jarang berada disana disaat yang sama. Hari semakin terik dan kini Lawson sudah tiba dikampus yang ramai, para mahasiswa terlihat berlalu lalang dengan santai maupun terburu buru karena segera memasuki kelas. Ia tidak memiliki jadwal masuk hari ini namun ia juga tidak memiliki sesuatu untuk dikerjakan. Lawson tahu kalau hari ini Aeris datang ke kampus dan akan menemuinya untuk mengajaknya kesuatu tempat Jika melihat waktu sekarang maka sebentar lagi Aeris akan segera keluar dari ruangannya, Lawson memilih untuk duduk disalah satu kursi yang ada ditaman yang teduh, ia membaringkan dirinya disana dan menutup matanya seakan tertidur. Padahal ia hanya menutup matanya Sementara inderanya masih aktif mendengar "Ganteng banget, dia tidur yah?" "Oh dia anak FKH yang ganteng itu kan?" "Ngapain dia tidur disini?" bisik bisik para orang yang melihatnya terdengar sangat jelas meskipun mereka tidak sedekat iitu dengan Lawson. namun pendengaran istimewanya membuatnya mendengar itu "Pura pura tidur jadi hobi baru lo yah?" Suara perempuan beserta kehadiran seorang Lycan/vampire yang bisa dirasakan Lawson membuatnya tahu kalau ucapan itu ditujukan untuknya, ia yang menutup matanya dengan sebelah lengannya langsung membuka mata. Didepannya ada seorang perempuan berdiri menatapnya dengan melipat kedua tangannya didada "Jangan ganggu gue" "Lo mau nyoba untuk tidur gitu?" ejek Lelia, ia adalah seorang werewolf yang berarti ia bisa tidur seperti Wizard dan manusia. mereka membutuhkan istirahat dan masih memakan makanan yang sama dengan mereka. Namun werewolf dominan memakan daging meskipun kerap memakan gandum dan lainnya Lawson segera mengubah posisi telentangnya menjadi duduk, Lelia segera duduk disebelahnya setelah ada ruang dikursi panjang itu. Mereka berdua sudah saling mengenal sejak berada disana maupun dunia immortal. Dan seperti yang lainnya, mereka terkadang saling bertegur sapa jika memang memiliki hubungan yang tidak renggang. Lawson merupakan kriteria yang banyak didekati orang lain, sehingga tidak jarang orang lain mengenalnya namun ia tidak mengenal mereka "Eh, Gue dengar lo punya teman baru" Ucap Lelia memulai pembicaraan, Lawson meliriknya sebentar mencoba menebak siapa teman baru yang dimaksud Lelia. Namun ia juga cepat menemukan jawabannya, pasti yang lain membicarakan kedekatannya dengan Aeris yang kali ini menjadi pembicaraan hangat bagi kaum mereka, Lawson terlalu sering menghalangi yang lain untuk mendekati Aeris sehingga mereka mengira kalau Aeris sudah berteman dekat dengannya "Terus?" "Gue juga mau dong kenalan sama dia" "Bukannya lo udah kenal? sampai nanyaian ke gue" "Gue udah kenal dia tapi dia belum kenal gue" "Gak usah" "kok gitu?" "Gak ada pentingnya juga" "LO udah dengar gossip tentang dia gak?" "Gosip apa?" ucap Lawson yang kali ini penasaran, ia selalu terlambat mendengar gossip terbaru karena jarang bersosialisasi dengan yang lain, biasanya ia akan mendengarnya dari Endahn yang langsung menceritakan semuanya bahkan sebelum ditanya "Aeris itu salah satu penyihir dengan kekuatan yang tinggi, lo tahu kan kalau Wizard yang kekuatannya besar pasti punya aura kuat kayak dia, tapi gue belum pernah lihat dia didunia kita deh" "Gue pergi duliu" "Loh mau kemana gue belum selesai cerita" rengeak Lelia, dia selalu berusaha mendekatkan diri dengan Lawson namun sampai sekarang ia belum juga berhasil melakukan itu. Ia sudah melakukan berbagai cara termasuk mendekati Endah dan beberapa teman Lawson yang lain namun ternyata rencanaya tetap gagal. Lelia hanya bisa melihat Lawson yang pergi menjauh, wajahnya yang tadinya sangat ekspresif kini berubah menjadi datar dan dingin dalam sepersekian detik, ia menatap laki laki yang gagal ia dekati itu dengan tatapn datar namun tajam "Kayaknya dia udah tahu, lagian sejak kapan dia bodoh" Ucapnya, Lelia segera beranjak pergi dari sana Jadwal kuliah hari ini sudah selesai, Aeris berada dikoridor lantai atas dan menatap halaman luas yanga da diluar, ia melihat laki laki yang sedang melambai padanya sambal tersenyum. "s**t! kenapa dia harus senyum dan melambai kayak gitu" ucap Aeris dalam hati dan langsung berusaha menangkkan jantungnya yang mulai berdegup karena ia akan pergi bersama Lawson hari ini, Aeris tidak pernah mau dekat dengan lelaki manapun, tapi ia heran mengapa ia bisa merasa sangat dekat dengan Lawson yang baru saja ia temui beberapa waktu Dengan segera ia menuruni tangga dan berjalan mendekati Lawson yang menunggunya, laki laki itu berdiri dibawah pohon sambal memasukkan kedua tangannya kedalam kantong celana. Aeris yang berjalan mendekatinya tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Lawson, matahari menyinari mata ccoklat laki laki itu dan membuat penglihatannya terpusat. "Ehm.. lo.... kenapa disini?" ucapnya setelah tiba dihadapan Lawson "Loh? bukannya lo yang ngajak kita ketemuan hari ini?" "Hah?" Aeris bingung sebentar, mendengar kata 'ketemuan' membuatnya merasa seakan mereka akan pergi berkencan. pikirannya memang sedikit buyar karena melihat Lawson "oh iya, Yaudah kita kemana?" tanyanya lagi setelah mengingat perbincangan mereka semalam, Lawson mengatakan akan mengenalkannya dengan dunia immortal tempat mereka seharusnya berada. "Langkah pertama lo harus mengenal kami semua" ucap Lawson "Siapa?" "Lo harus tahu tentang Vampire, Lycan, Wizard, dan mahkluk ajaib lainnya" terang Lawson, ia menjelaskan sambil mengitung menggunakan jarinya "Hm.... mungkin gue hanya perlu menambah pengetahuan sedikit lagi sih" Ucap Aeris dengan senyuman sombong, ia sudah membaca banyak buku mengenai Vampire ketika datang ke tempat Marth, ia mendapatkan informasi mengenai Lycan atau werewolf juga dari sana. Tapi ia hanya membaca sedikit mengenai Wizard
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN