"Dia Hayya. Asisten Rumah Tangga yang baru." Pak Teguh memperkenalkan aku pada ketiga anaknya, mungkin karena melihat tatapan keheranan dari mereka. "Asisten Rumah Tangga?" Putri sulung Pak Teguh menatapku lekat hingga aku gugup dibuatnya. "Ya. Dia baru satu Minggu bekerja di sini. Ayah memang sengaja mempekerjakan satu orang lagi untuk meringankan pekerjaan Ipah," terang Pak Teguh. Pria yang masih nampak gagah di usianya yang mulai senja itu mengangkat tubuh bocah kecil yang sedari tadi digandeng oleh Mas Abidzar untuk digendong. "Princess-nya Kakek makin cantik. Bagaimana kabar Ilya? Baik-baik saja, kan?" tanyanya dengan tatapan haru. "Baik, Kek. Ilya sama Papa bawa hadiah lho buat Kakek." "Oh ya? Kakek jadi penasaran nih. Kita ke dalam, yuk! Nanti hadiahnya kita buka sama-sam