43. Merasakan Lukanya

1320 Kata

Gara mengusap wajahnya dengan kasar, mengalihkan perhatiannya dari punggung sempit Pevita yang semakin menjauh dan hilang di persimpangan koridor. Dia merasa nyaris gila melihat Thalia dalam keadaan seperti itu sehingga emosinya tak bisa terkontrol dengan baik. "Nggak seharusnya Kakak sekasar itu." Agnes menghela napas dalam di sisi kirinya. Tampak sama frustrasinya dengan Gara. "Aku tahu Kakak lagi kalut, tapi nggak sepenuhnya ini salah Kak Pevita. Aku yang paling bersalah di sini karena saat itu aku yang berada di dekat Thalia bahkan memakan kue yang sama, dan nggak sadar kalau kue itu mengandung kacang. Aku minta maaf." Gara hanya bisa memejamkan matanya lirih. Apa yang dikatakan Agnes memang benar, hal ini bukan salah Pevita seutuhnya. Sejujurnya bukan hanya Agnes, dia juga berperan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN