Hujan masih mengguyur deras di sekitaran Ibu Kota, beserta badai yang seakan berlomba-lomba untuk meredam suara gemericik air tersebut dengan suara angin, ranting yang bergesekkan dengan keras, dan juga petir yang tak berkesudahan. Sementara, di dalam dekapan sebuah rumah, dua orang itu masih dalam posisi yang sama sejak beberapa menit lalu. Pevita duduk sambil menekuk lutut di atas sofa, dengan sebelah tangannya yang digenggam Gara. Genggaman yang membuat Pevita merasa tak sendirian, ada orang yang siaga di sisinya. "Gimana sama Thalia? Ada yang jaga dia di rumah, kan?" Pevita membuka suara, meski nadanya masih terdengar goyah dan serak. "Di rumah ada Mama Papa, ada Agnes juga," Gara membalas, dengan sorot agak cemas di balik matanya. Keheningan yang lagi-lagi terjadi menciptakan atmos