"Aku juga ingin hilang dari dunia ini. Aku lemah, aku rapuh, aku pecundang, dan aku hanya berakting baik-baik saja." Pevita melirih, menatap mobil Gara yang melaju semakin menjauh darinya. Senyum getir itu terpatri di wajah perempuan tersebut. Senyum palsu yang dia pasang untuk menutupi seluruh sakit yang kini menghantam kuat hatinya. Pevita melangkahkan kakinya perlahan. Tidak berniat menelpon Gilang, atau menghentikan taksi. Dia ingin berjalan sendirian, menikmati semilir angin malam, lampu-lampu toko dan kendaraan, juga riuh suara kemacetan. Namun, baru beberapa langkah ia berjalan, tetes-tetes air jatuh dari langit. Menghentikan laju langkahnya, dan membuat pikirannya stuck sejenak. Pevita mencubit dirinya sendiri. Berusaha untuk tenang, saat tiba-tiba oksigen terasa direnggut paksa