Sepertinya Adam tahu isi dalam otak Kailen. Dia memang senang saat Adam tidak ada di kantor, tetapi mengetahui apa yang dilakukan pria itu membuat Kailen justru merasa sedih. Kailen begitu terkejut mendengar jika ibunya Adam tengah menderita penyakit yang berbahaya dan mengancam nyawa. "Jangan terlalu dipikirkan. Pekerjaanmu bukanlah memikirkan kondisi ibuku." Celetukan Adam menarik Kailen untuk tersenyum tipis. Wanita itu menundukkan tatapannya lalu kembali pada Adam. Sedangkan Adam memilih memandang ke depan dengan kedua telapak tangan menempel pada tepi kursi kayu. "Apa kau mempunyai saudara?" Adam kembali bertanya. "Tidak, Sir. Saya anak tunggal," jawab Kailen. Adam mengangguk-anggukan kepala mendengar jawaban Kailen. "Aku ingin kembali ke ruangan," pinta Adam. Kailen pun