Kelebatan bayangan tentang kejadian semalam pun akhirnya menghilang dan menyisakan kalimat yang terngiang-ngiang dalam benak wanita itu. Kalimat yang membuatnya merasa tersentuh oleh kesungguhan Dhika padanya. Lelaki itu mengatakan bahwa dirinya memiliki kesabaran yang cukup untuk menunggunya. “Perlu Adek tahu bahwa Mas memiliki kesabaran yang cukup untuk menunggumu.” Apakah Nas benar-benar siap memberikan dirinya sendiri kesempatan kedua dan memberikan Dhika kesempatan untuk menunggu? “Terima kasih, Mas.” Nas berterima kasih atas sebotol obat yang Dhika berikan padanya. “Obat ini aka saya minum setelah selesai makan.” Dhika mengangguk dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Pria itu menunduk menatap pekatnya cairan hitam yang mengepulkan uap panas dari dalam cangkir yang ia genggam.