“Tania Brawijaya beneran nyamperin Pak Rafael?” “Nay,” kata Miranda. “Pelanin dikit napa? Kamu pengin orang sekantin ikut ngedengerin?” “Upss, sorry.” Nayla menengok kanan dan kiri, memastikan tiada satu pun yang berniat mencuri dengar. “Mia, untung kamu nggak digampar Tania.” Mia mengedikkan bahu. Ia kembali mencacah siomay yang dipesannya, tak berniat untuk menyantap makanan tersebut. “Ngeri, mungkin aku seharusnya meniru perbuatan Tania.” “Yang mana?” tanya Miranda memastikan. “Punya banyak selingkuhan atau jadi simpanan pejabat?” “Tidak keduanya,” dengus Mia. “Parah nggak tuh, namparnya?” “Nay, sakitnya nggak seberapa,” kata Mia. “Tapi malunya itu.” “Mia, seengaknya Pak Rafael menunjukkan orientasi seksual normal dan sikap baik,” tegas Miranda. Ia mulai mengacungkan jari dan m