Wanita itu menelisik lebih dalam, mengamati setiap jengkal sosok pria di depannya. Memastikan jika itu benar-benar bosnya yang baru saja mengubah penampilan. Tanpa sadar ia mencondongkan badan, mengikis jarak agar kedua matanya bisa melihat dengan sangat jelas. Namun, hal itu membuat Pras terheran-heran. Arini seperti hendak melakukan sesuatu di luar batas.
"Rin!" panggil Pras mengejutkan.
"E-eh, Pak. M-maaf!" Arini segera menjauhkan diri. Ia tundukkan kepalanya kemudian berjalan meninggalkan pria itu.
Pras sendiri masih bingung dan heran dengan sikap Arini barusan. Namun, ia tidak terlalu memikirkan dan segera menyusul asistennya itu keluar. Keduanya segera memasuki mobil. Tinggal satu tempat yang akan dikunjungi saat ini, yaitu optik.
"Apa kita perlu pergi ke sana?" tanya Pras ragu.
