Wanita itu baru bisa bernapas lega, bila telah dipastikan ia hanya seorang diri di sini. Tiap kali ada Zalman di ruangan ini, Ghina harus bersusah payah untuk berakting tidur. Setelah lamaran dadakan yang dilontarkan oleh pria itu, malam insiden besar yang terjadi pada Ghina. Terasa sangat canggung bagi satu sama lain untuk bicara. Atau lebih tepatnya hanya Ghina sendiri yang merasakan hal tersebut, juga terus menghindar dikarenakan malu dan tak nyaman. Ghina masih belum memberikan jawaban pada Zalman yang mengutarakan mengenai perasaannya, sebab harus mempertimbangkan begitu banyak hal. "Kenapa juga Mas Zalman harus melamarku secepat ini? Aku jadi tidak tahu harus memberi balasan apa dari perasaannya itu, untukku." Ghina memijat pelipisnya dengan gemas. "Aku sangat menghargai perasa