22. Pergi

1845 Kata

Dio dengan semangat empat limanya kembali datangi kediaman sang putri, janji ingin pergi berlibur, rencana akan pergi ke mana saja asal sama papa dan Dio sanggupi atas izin istri. Dio pijakkan kaki di rumah Neta. Tungkainya membawa Dio tiba di ruang tengah, sejenak melihat foto keluarga sebelum merajut langkah pasti menuju kamar Netalia. “Sayang?” Ayo, liburan. Yang Dio buka pintunya. Kamar Neta. Namun, di mana putrinya? Tak Dio lihat tanda-tanda kehidupan Neta di sana. Sepi. Dio pikir Neta di kamar sebab di ruang keluarga tidak ada, dia pikir Neta di kamar mandi karena di kamar juga tidak terlihat. Dio singgah di teras balkon, mencari Neta yang ternyata tidak ada pula. “Neta?” Dadanya bergemuruh kencang. Tolong jangan ada kemungkinan terburuk yang menjadi realita, Dio masih berposi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN