24. Trauma Mama

1134 Kata

Arka melihatnya. Detik di mana mama jatuh pingsan dan direngkuh papa dengan raut cemasnya. Arka melihat kala di mana Aira menangis dan ditatap marah oleh papa sebelum hengkang membaringkan mama di kamarnya. Bukan sekadar melihat, Arka pun mendengar tangisan bayi yang Aira bawa hingga mengundang orang-orang sekitar menyaksikan kegemparannya. “Ada apa?” “Kenapa?” “Bayi siapa?” “Oh, Aira yang katanya kuliah di Jogja itu mendadak pulang bawa anak?” “Kok bisa?” Adalah bisik-bisik tetangga. Arka kaku di tempatnya, meski nyali menciut dan gemetar takut. Arka menatap ngeri bayi itu. Entah mirip siapa sebab kulit saja masih merah seolah baru dilahirkan kemarin. “Mama ” Selepas rumah kembali sepi tanpa rumpun warga, Arka baru melihat mata mama terbuka dan tatapannya hampa. Namun, ada air m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN