“Leher kamu kenapa, Ka?” tanya Aira. Yang mana kini keluarganya sedang makan malam bersama. Ada papa di kepala meja, lalu mama di sebelah kanannya, kemudian adik bungsu di pinggir mama yang sedang disuapi. Ada pula Arka di sebelah kiri papa, Aira duduk di samping Arka. Nampak jelas ada bekas cakaran di leher kembarannya. Arka pun mengusap lukanya. “Ini?” “Iya, kenapa tuh?” “Berantem sama siapa kamu?” imbuh mama. Arka menandaskan segelas susunya. “Dicakar temen.” “Kok bisa?” sahut papa. “Ya, bisa.” “Arkanya ngeselin kali, Pa. Aku aja liat Arka bawaannya pengin nyakar, apalagi dia.” Aira selalu saja memusuhi Arka, padahal Arka diam loh. “Bukan berantem, kan?” “Bukan yang macem-macem, kan?” Papa dan mama nanya beriringan. Arka menggeleng. Kalem. Itu kena kuku Neta sewaktu memukulnya me