Bianca lebih dulu sampai ke apartemennya dan ia nampaknya belum begitu was-was karena polisi belum mencarinya dan Luis sepertinya tidak ingin permasalahan Bryan di besar-besarkan sehingga sampai detik ini polisi sudah tidak mencari Bianca lagi walaupun Paul mengatakan ia mengetahui sesuatu tentang dirinya.
"Seharusnya aku tidak bermain-main dengan Paul, Ellena benar, sekarang aku adalah orang biasa yang tak memiliki kekuatan apapun, Paul bisa saja memenjarakan aku jika ia mau dan merasa terhina oleh orang biasa seperti ku, sial seharusnya aku tidak merendahkan diri seperti ini di hadapan orang itu tetapi, kondisi ini benar-benar memaksa aku melakukannya," ucap Bianca menjambak rambut kepalanya.
Beberapa jam kemudian Ellena sampai di apartemen dan langsung mencari Bianca yang pulang lebih awal, rupanya Bianca sedang mandi kemudian Ellena menunggunya di depan pintu kamar mandi.
"Di mana dia? Aku harus memberi tahu orang itu agar dia bisa menjaga sikap di hadapan tuan, Paul," ucap Ellena mendengar suara kucuran air yang datang dari arah kamar mandi.
Ellena sadar jika saat ini Bianca sedang membersihkan tubuhnya sehingga ia pergi ke kamarnya, di sana ia memandangi foto kakek dan neneknya, semakin ia melihat foto itu semakin hatinya terasa rindu pada dua sosok hebat yang selalu menyayanginya itu.
"Kakek, nenek, aku benar-benar sangat sedih karena kalian pergi sebelum bisa melihat aku sukses, aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa, yang aku harapkan kalian bahagia di alam sana," ucap Ellena kemudian ia sudah tak mendengar lagi suara gemericik air sehingga bergegas ia menuju ke arah Bianca sebelum ia masuk ke kamarnya.
Baru kali ini Ellena melihat Bianca selesai mandi dan ia cukup terkejut dengan cara Bianca memakai handuk. Bianca hanya menutupi tubuh bagian bawah sedangkan bagian atas dibiarkannya terbuka karena ia masih belum cukup terbiasa dengan tubuh itu walaupun sudah cukup lama dengan kondisinya yang sekarang.
Ellena cukup merasa minder melihat dua buah tonjolan pada d**a Bianca yang terlihat cukup besar dan bulat sedangkan dirinya tak memiliki bentuk seperti itu bahkan Ellena sempat melirik ke arah dadanya sendiri setelah melihat penampakan di depannya.
"Hei? Kau benar-benar wanita yang aneh, kenapa kau memakai handuk seperti itu?" tanya Ellena melihat dengan tatapan aneh matanya.
"Hah? Apa maksudmu? Apa ada yang aneh?" tanya Bianca yang belum menyadari ucapan Ellena.
"Aku baru pertama kali melihat seorang perempuan yang memakai handuk seperti mu, apa kau terobsesi menjadi seorang pria?" tanya Ellena membuat Bianca sadar kemudian ia buru-buru berlari ke kamarnya sembari menutupi bagian dadanya.
"Sial, aku lupa!" ucapnya pergi berlari dan mengunci kamarnya.
"Hei! Buka pintunya, aku ingin berbicara dengan mu," ucap Ellena mengejar Bianca dan mencoba untuk berinteraksi dengannya.
"Aku benar-benar malu ditegur seperti itu, aku harap dia tidak akan mengungkitnya lagi," ucap Bianca yang mulai merasa terganggu dengan teriakan Ellena kepadanya.
"Bianca, biarkan aku bicara dengan mu," ucap Ellena.
"Bisakah kau sabar sebentar? Aku harus memakai pakaian ku dulu, apa wanita itu tidak pernah punya rasa sabar, ya?" ucap Bianca yang akhirnya dimengerti oleh Ellena.
"Baiklah, aku akan menunggu mu," ucap Ellena pergi ke arah sofa.
Tak beberapa lama akhirnya Bianca keluar dari kamarnya dengan kaus yang dipinjamkan oleh Ellena.
"Aku benar-benar tidak nyaman menggunakannya, ini terlalu ketat dan ketat, intinya kaus ini sangat ketat," ucap Bianca mendekati Ellena yang nampak berkutat dengan handphonenya.
"Sini kau, aku tidak tahu apa yang ada di dalam pikiran mu tapi, seharusnya kau bisa menjaga sikap ketika berada di kantor, walau bagaimanapun tuan Paul itu adalah bos kita, kau tidak boleh sembarangan berbicara dengannya," ucap Ellena yang cukup kesal akibat perbuatan Bianca sebelumnya.
"Iya, iya, iya, aku juga mengerti," jawab Bianca tidak ingin repot dengan mengadakan perdebatan.
"Kau mempermalukan aku di depan tuan, Paul. Aku orang yang merekomendasikan mu bekerja di perusahaan itu, seharusnya kau bersyukur karena tuan Paul masih mau menerima mu walaupun kau tak memiliki identitas," ucap Ellena yang nampak tidak diperhatikan oleh Bianca.
"Iya nona, Ellena yang cantik jelita," jawab Bianca membuat Ellena berhenti berbicara.
"Baiklah jika kau sudah faham, aku melakukan ini bukan karena aku membenci mu tetapi, aku tak mau jika kau harus malu di depan banyak orang dan kehilangan kesempatan untuk bekerja, di zaman sekarang sangat sulit mencari pekerjaan di Amerika, apalagi untuk orang yang tak memiliki identitas seperti dirimu, aku harap kau bisa lebih menjaga sikapmu di depan tuan Paul, dan aku tak ingin lagi melihat kau melakukan hal yang aneh," ucap Ellena yang malah terkesan mengatur kehidupan Bianca.
"Kenapa dia seolah-olah mengatur kehidupan ku? Jika saja aku tidak ingin kembali ke tubuh pria ku, maka aku benar-benar tidak sudi dinasehati oleh wanita ini," gumam Bianca.
Sementara itu di tempat Luis, sekarang dia benar-benar sedang mencari Bianca, perempuan yang hampir ingin ia tiduri dan belum sempat bertanya mengenai Bryan.
"Aku mau kalian membawakan wanita itu ke hadapan ku, aku benar-benar penasaran apa yang sebenarnya ia sembunyikan atau dia hanya seorang wanita yang kebetulan lewat dan menolong Bryan saat mabuk?" ucap Luis semakin memikirkan Bianca di hadapan anak buahnya.
Saham perusahaan yang terus menurun tidak terlalu membuat Luis pusing bahkan ia tak pernah peduli dengan hal itu karena apapun yang menggetarkan perusahaannya tak mudah untuk terjatuh.
"Bryan, apa kau benar-benar mati karena terbakar? Aku yakin mayat itu bukan kau, dan sekarang di mana kau, Bryan," ucap Luis menengadahkan kepalanya ke atas langit-langit.
Sementara itu Natasha yang sebelumnya tinggal di apartemen milik Bryan, kini ia harus rela apartemennya diambil alih oleh Luis yang menyebabkan dia selalu menggoda Luis agar Luis mau mengembalikan apartemennya.
"Tuan, ada telepon dari nona Natasha, dia mengatakan ingin berbicara dengan mu," ucap salah seorang pria bawahan Luis.
"Katakan padanya, aku tidak akan mengembalikan apartemen yang Bryan berikan padamu, aku akan membekukannya karena apartemen yang sebelumnya ia tempati masih atas nama Bryan dan aku berhak mencabutnya karena Bryan menyerahkan ahli waris padaku," ucap Luis tegas membuat bawahannya tak berani bertanya apapun lagi.
"Ba-baik, tuan."
Orang itu kemudian menyampaikan sekali lagi pada Natasha jika tuan Luis tetap tidak akan memberikan kunci apartemen itu.
"Sial, Luis benar-benar menghancurkan rencanaku, jika sudah seperti ini aku kesulitan untuk mendapatkan kunci itu," ucap Natasha nampak kebingungan walaupun sebenarnya ia bisa membeli apartemennya sendiri dengan uang hasil kerjanya tetapi, Natasha sudah terlalu nyaman di tempat yang ia tempati sebelumnya.