Telepon Sarah berdering. Nathan meneleponnya larut malam. “Hmm” “Kamu enggak apa-apa?” tanya Nathan. “Kenapa?” “Beberapa hari ini kamu aneh Sar. Cerita dong ada apa. Ini sudah jam sebelas malam juga kamu belum tidur kan?” “Tidak ada apapun. Semua biasa saja.” “Ayolah, aku tahu kamu. Kamu dulu juga seperti ini waktu diberhentikan dari magang karena si bule aneh itu. Ya kan?” “Aku hanya lelah,” jawab Sarah singkat. “Apa kamu liburan dulu saja?” “Mana bisa Nath, masih banyak yang harus dikerjakan, terutama pernikahan Samuel.” “Ya, kamu benar. Tapi ceritalah jika kamu ingin cerita. Bye.” Sarah tidak bisa tidur malam itu. Sampai sekarang ia tak tahu apa yang terjadi sampai Samuel tidak datang. Hatinya selalu menyangkal bila ia berfikir bahwa Samuel sengaja tidak datang tapi ia tidak