6.Lolos Dari Bahaya

2642 Kata
Kala cinta berlabuh di dermaga Kutelusuri karang terjal berliku Tak peduli pasirnya melukai Aku pasrah dalam rangkulnya Bila cinta berlumur dusta Aku tenggelam dalam keruhnya Sebab dia memberi surya Walau dia perih menyalibku Pedihnya kemesraan yang dalam Adalah luka karena tikamnya Tetes darah di atas sukacita A-a-a-a-adalah sukarela Di atas getarnya Aku menjadi bulan atas riaknya Aku menjadi bintang di atas gelombang Aku jadi segala yang diinginkannya Untuk didamparkan di pantai ini Pedihnya kemesraan yang dalam Adalah luka karena tikamnya Tetes darah di atas sukacita A-a-a-a-adalah sukarela Di atas getarnya(Misteri Cinta Nicky Astria) Setelah kejadian ribut besarnya aku dengan Rara,aku tidak menurutinya untuk menjauh.Mana mungkin aku lakukan.Aku mendatanginya ke kost an nya tapi dia mengusirku "Ngapain lagi Ga?"tegurnya jutek Aku menahan pintu kamar kost yang mau dia tutup "Gue minta maaf Ra!"ungkapku sambil menatapnya "Udah gue maafin!,jadi sekarang tolong tinggalin gue!"katanya mendorong tubuhku Aku bergeming "Please Ra,jangan kaya anak kecil"pintaku lembut "Karena gue lagi berusaha dewasa makanya gue begini!,elo aja yang ga ngerti!"keluhnya Aku menangkap tangannya yang masih bertahan di depan dadaku untuk menahanku masuk "Ra...terserah elo mau pacaran sama siapa pun,tidur sama siapa pun,tapi biar gue tetap dekat elo!"pintaku Dia menggeleng pelan "Niat elo dan permintaan elo nyakitin gue,jadi maaf gue ga bisa!"katanya lalu dengan sekuat tenaga dia mendorong tubuhku dan menutup pintu dan menguncinya Aku menggedor pintunya tapi dia bertahan untuk tidak keluar atau mengizinkan aku masuk sampai aku menyerah dan berlalu Tapi aku tidak menyerah.Selain untuk mengawasinya tapi juga untuk meredam rasa rindu yang aku rasakan.Aku memang tidak bisa kalo tidak bertemu Rara untuk jangka waktu lama.Aku menyerangnya juga dengan pesan dan telepon tapi Rara malah memblokir nomorku.Bikin aku makin frustasi. Kalo aku datang ke rumahnya,dan dia ada,dia akan sibuk sendiri,atau tidak keluar kamar,atau malah pergi keluar rumah dan mengabaikan aku. Akhirnya aku hanya bisa menatapnya dari jauh secara diam diam.Sampai Sashi menegurku karena aku sering bolos kuliah "Yang kamu jarang ke kampus?,kamu sakit?"tanyanya menyusulku ke kost an Aku diam sambil bangkit ke kamar mandi untuk mandi.Setelah selesai,Sashi bertahan menemaniku.Kami hampir tidak bicara dan Sashi terlihat sabar memghadapiku "Ayo aku antar pulang!"kataku meraup kunci mobilku Sashi mengangguk lalu mengekorku menuju mobil.Kami diam lagi sepanjang jalan menuju kost an Sashi. "Mampir ga yang?"tanyanya Aku menggeleng "Sas,aku lagi mau sendiri dulu ya!,tolong kamu ngerti!"kataku Sashi diam lalu mengangguk "Yang penting kamu ga lagi sakit,okey....aku turun yak,kalo udah enakan kuliah lagi ya!"pintanya Aku mengangguk pelan.Sashi mencium pipiku sebelum turun dari mobil Setelah itu aku memacu mobilku ke kampus Rara.Biar aja cukup lihat dia dari jauh,aku tidak perduli. Begitu aku tiba di kampusnya,aku menemukan dia sedang sendiri berdiri di pinggir jalan.Cuaca hujan hari ini,dia memakai payung hitam besar dan terlihat asik menendang gendangan air dengan kakinya yang terbungkus sepatu medium both hitam          Aku tersenyum melihat kelakuannya.Dia itu suka hujan dan genangan air.Seperti anak kecil dia tertawa riang. "Kenapa sih elo suka hujan?"tanyaku dulu saat kami hujan hujanan sepulang sekolah "Dulu bokap gue selalu larang kalo gue mau mandi ujan sama anak anak tetangga,gue suka ngiler lihat teman teman gue main becekan sambil main bola.Jadi sekarang udah gede gini gue jadi suka kebayang moment saat gue kecil.Masa kecil yang ga bahagia ya Ga"katanya sambil memeluk tubuhnya yang mulai menggigil Aku merangkul bahunya "Nah hal ini juga yang bikin gue suka hujan,bisa nyiptain momen romantis,elo jadi meluk gue kan?jadi hangat Ga,walau badan gue menggigil"katanya tertawa dengan gigi bergemeletuk Aku tertawa "Gue bikin lebih hangat ya?"godaku "Caranya?"tanyanya sambil menatapku Aku langsung menarik tengkuknya dan mencium bibirnya yang membiru.Kami berciuman lembut "Bukan angat Ga!,basah k****t gue!"ledeknya Aku terbahak.Halte depan sekolah jadi saksi bagaimana kami berbagi romansa khas remaja.Setelah itu kami terbahak saat mobil melintas dan meninggalkan cipratan air bercampur lumpur di baju seragam kami. Tapi sekarang aku malah tidak bisa mendekat,apalagi tak lama Raymound datang dan merangkul bahu Rara menjauh.Aku menghela nafas.Memang seharusnya aku menyerah sekarang.Dengan mambawa serpihan hatiku.Aku berlalu meninggalkan kampus Rara Kalo Rara bisa berusaha,aku pun mulai berusaha dengan caraku.Aku tak lagi seperti orang gila yang mengawasinya dari kejauhan.Aku memilih fokus dengan kuliahku.Aku juga jadi banyak menghabiskan waktuku dengan Sashi.Tentu saja Sashi happy,mendapati aku yang sering menemaninya. Kami sering keluar,nonton,makan atau dugem.Aku juga bercinta dengan Sashi di kamar kost ku,atau di kamar kost Sashi.Ya...walaupun tidak sepenuhnya isi kepalaku lenyap dengan wajah Rara.Kadang jika rinduku pada Rara sudah menggunung,baru aku mengawasinya lagi dari kejauhan tanpa berani mendekat. Satu hal yang aku setuju dengan keputusan Rara,Rara benar,kalo cerita kami hanya akan jadi kisah tak berujung.Aku mungkin mencintai Rara tapi aku juga sayang pada Sashi.Bagaimana pun Sashi baik dan menyayaiku sepenuh hatinya.Aku tau,walaupun tanpa perlu dia ungkapkan Dia memeperhatikanku,melayaniku,bersabar dengan kesuntukanku kalo aku sedang di landa kerinduan pada Rara.Tanpa kata dia tetap bertahan menemaniku,walaupun terkadang aku membentaknya,atau mengabaikan kehadirannya. Memang aku lelaki b******k,yang bertahan dengan kegilaan ini.Tapi ini semua soal rasa yang tak mungkin aku hindari,aku nikmati semua,walaupun aku sering merasa kepayahan dengan setiap hal yang hatiku rasakan. Hampir 3 bulan aku bertahan dengan kondisi ini.Dengan Sashi trus dan menjauh dari hidup Rara.Sampai mimpi buruk menyerangku Aku bermimpi soal Rara yang menatapku dengan tatapan kosong dan berurai airmata.Dalam mimpiku dia terduduk sambil mencium lututnya dengan rambut berantakan.Aku mendekat tapi aku merasa langkahku tak juga sampai ke tempatnya terduduk.Aku terus memanggilnya karena merasa frustasi "RA...RA!!!"jeritku Dia mengadah menatapku "Butuh elo Ga......"desisnya lirih dengan tatapan yang membuatku membeku Aku kepayahan sampai terengah "Kenapa Ra??"jeritku Dia tersenyum ganjil "Butuh aja.....tapi elo ga ada...."desisnya Aku tak lagi melangkah tapi aku berlari.Sampai aku hampir mendekat tapi saat tanganku berhasil memyentuh bahunya.Tubuh Rara perlahan meluruh seakan terbuat dari sekumpulan debu yang perlahan terbang tertiup hembusan angin.... "ARGH!!!!!"aku menjerit mendapatinya yang menghilang dari hadapanku Lalu aku terbangun dengan nafas tersengal. "Rara....ada apa sama elo!!!"desisku dalam keheningan kamarku. Aku batal melanjutkan tidurku.Aku tercenung dalam keheningan yang tiba tiba terasa menggigit.Dadaku terus berdetak hebat dan aku merasakan sakit luar biasa saat aku meremasnya pelan. Begitu pagi datang aku bergegas memacu mobilku ke kost an Rara.Tapi suasananya sepi dan aku seperti orang bodoh terus mengetuk pintu kamar kostnya. "Saga!!!syukur elo datang!!"tegur penghuni sebelah kamar kost Rara setelah menghembuskan nafasnya yang terlihat lega Aku ingat dia yang dulu menegurku juga saat aku menemukan Rara dan Ray di kamar kost nya. "Hai....elo...siapa deh?,sory lupa gue!"keluhku sambil meringis Dia menatapku dengan tatapan aneh "Gue Lila..beneran gue senang elo datang!,elo nyari Rara kan???"tanyanya Aku mendekat sambil menatapnya bingung "Iya...ga ada ya??,elo tau Lil?"tanyaku Dia mengigit bibirnya terlihat canggung.Astaga ada apa ini "Ada apa sih??,Rara kemana?"tanyaku gusar "Ikut gue!"ajaknya menarik tanganku keluar komplek kos an Aku menurut dengan bertanya tanya "Mobil lo mana?"tanyanya begitu keluar gerbang "Jazz hitam,mau kemana sih?"tanyaku "Sambil jalan gue cerita.Ayo buruan!!"katanya mendorong tubuhku ke arah parkiran mobil Kami masuk mobil "Kita mau kemana?"tanyaku begitu menyalakan mobilku "Rumah sakit,Rara masuk rumah sakit"katanya sambil menatapku Aku menegang dan langsung terburu buru saat dia menyebut nama rumah sakit tempat Rara di rawat.Aku seperti orang gila yang memacu mobil dengan tidak sabar.Lila diam saat aku terus bertanya kondisi Rara "Sampai rumah sakit gue bakal cerita.Gue tadi dari situ.Rara tidur begitu gue balik.Jujur gue sempat bingung gimana hubungin keluarganya ,gue taunya Rara yatim.Gue ingat elo,tapi belum sempat karena chaos banget semalam"kata Lila pelan "Apa Rara sakit parah?"tanyaku takut takut Lila hanya menghela nafas "Parah Ga...parah banget"desisnya Dan aku hilang minat untuk bertanya lagi.Yang terbayang olehku wajah cantiknya yang bersimbah airmata di dalam mimpiku semalam.Apa ini firasat yang coba dia sampaikan padaku???? Setengah berlari aku menuju kamar rawat Rara dengan Lila yang kerepotan menjajari langkahku.Dan begitu aku menemukan Rara,sumpah demi apa pun aku berharap sekali kalo yang sedang terkujur di ranjang rumah sakit itu bukan Rara. Astaga.....hampir seluruh bagian wajahnya mengalami warna kebiruan dan luka lebam.Belum bibirnya yang sobek dan meninggalkan bercak merah darah.Aku perlahan mendekat.Aku bahkan tidak berani menyentuh wajahnya.Aku takut sentuhanku malah menyakitinya. "Semalam dia hampir di perkosa di parkiran club sama 3 cowo b******k yang mabok parah!"suara Lila di sebelahku Tanpa sadar tanganku meremas sisi pegangan ranjang dengan sangat kuat sampai buku jari ku memutih "Beruntung gue nemuin karena emang gue niat nyari dia.udah setengah telanjang pas gue temuin dia larian larian karena berhasil lolos.Bersyukur banget dia bisa lolos Ga..gue ga tau seandainya dia ga lolos!!"kata Lila terisak pelan Aku terdiam "Ray?"tanyaku berbisik sambil terus memperhatikan Raraku yang tertidur dengan wajah babak belur "Semua justru gara gara Ray"desis Lila sambil mengusap airmatanya Aku menoleh ke arahnya "Jangan bilang yang mau perkosa Rara temen teman Ray?"tanyaku Lila menggeleng "Bukan,tapi Ray yang jadi alasan Rara datangin Club"kata Lila sambil meringis menatapku "Maksud lo?"tanyaku "Gue ga tau ada apa dengan mereka berdua.Dua minggu belakangan ini gue lihat mereka merenggang,Ray ga pernah lagi nongkrong di kos an Rara,awalnya gue pikir mereka putus,jadi gue santai pas dua kali mergokin Ray ma cewe dugem di club.Sampai Rara curhat kalo Ray hindarin dia"jelas Lila "Lalu?"tanyaku "Ya gue akhirnya cerita kalo kemungkinan Ray selingkuh karena dia tenteng cewe yang sama tiap ketemu gue.Dan Rara penasaran waktu gue bilang dua kali ketemu Ray di Club.Sumpah Ga gue nyesel,kalo tau Rara bakal investigasi sendiri ke club,gue ga akan cerita,gue sampai ngajak cowo gue nyusul,karena Rara ga balik balik,pas gue telepon dia bilang lagi ke club,buat mergokin Ray"jelas Lila menangis lagi Aku berinisiatip memeluknya,bukan berniat modus.Aku tau Lila perduli,kalo ga mana mungkin dia mau repot urus Rara ke rumah sakit. "Gue....minta maaf Ga...gue...sayang sama Rara.Dia baik,dia punya empati yang besar banget sama gue.Keluarga gue di Padang semua,tapi dia selalu bantu kalo gue kesusahan karena telat kiriman,gue...ga tahan lihat dia kaya gini,yang terus menerus berusaha bunuh diri sambil trus jerit jerit mamggil mamanya,papanya,Adiknya dan....nama elo!!!"jelas Lila dalam pelukanku Aku menghela nafas berat "Tolong jaga Rara bentar ya!!,gue mau istirahat dulu,elo bisa pulang kalo gue udah balik.Gue juga mesti cari uang buat ganti uang cowo gue buat admin rumah sakit"pinta Lila sambil melepaskan pelukannya di tubuhku Aku menggeleng pelan "Biar gue yang ganti,ayo ikut gue cari ATM,sekalian gue beresin administrasi lain!"ajakku Lila terbelak lalu tersenyum "Emang Rara mestinya ma elo dan bukan sama Ray"desis Lila berbinar Aku tersenyum "Ayo!,sekalian gue anter elo pulang,mumpung Rara masih tidur!"ajakku Lila memgangguk senang "Maksih Ga....makasih banget!!"ungkapnya lirih Aku mengangguk dan tersenyum Begitu aku kembali selesai mengantar Lila,aku menemukan Rara sudah bangun terduduk sambil terisak pelan.Perlahan aku mendekat dengan kondisi perasaan yang campur aduk.Marah,kecewa,dan sedih.Bukan pada Rara tapi pada diriku sendiri.Harusnya aku lebih keras kepala dengan tidak pernah meninggalkannya. "Ra...."tegurku begitu tiba di sisi ranjang Dia mengadah lalu berhambur memelukku "Saga........."desisnya lalu tangisnya pecah dalam pelukanku Aku terdiam sambil memeluknya.Aku biarkan dia menangis.Tangisan yang mengoyak perasaanku.Tangisan bercampur sedu sedan yang membuatku kepayahan sehingga aku juga tidak tahan untuk tidak menangis juga "Maaf....."desisku sebelum aku memeluk tubuh ringkih Rara Dia menjerit kesakitan sampai pelukan kami terlepas. "Kenapa?"tanyaku panik Dia menghapus tangisnya "Sakit Ga....."desisnya lirih Aku penasaran melihat bagian lengannya.Dia jadi seperti memeluk dirinya sendiri "Liat!"pintaku gusar Dia menggeleng sambil mulai menangis lagi Aku memaksa kali ini.Aku lepas tangannya dan aku singkap lengan baju hijau rumah sakit "Astaga....."ungkapku setengah menjerit Kedua lengan bagian atasnya membiru. "Buka!"perintahku memaksa Rara menurut kali ini.Aku meloloskan baju atasan rumah sakit setelah membuka paksa sampai kancingnya berhamburan dan aku lebih syok lagi.Aku abaikan dadanya karena dia tidak memakai BRA.Dadanya penuh bekas cakaran dan bagian perutnya juga mengalami luka lebam.Aku langsung memeluknya lagi.Kali ini aku yang menangis.Hancur sudah perasaanku. "Sakit Ga....."rintihnya Tapi aku tak peduli.Bukan dia saja yang butuh pelukan saat ini.Tapi aku juga,untuk menguatkan perasaanku sendiri yang merasa hancur melihat kondisi Rara.Cukup lama kami berpelukan dan menangis "Dingin Ga....."desisnya lagi Aku melepaskan pelukanku. "Bentar gue minta baju lagi ya!!,ayo tiduran dulu,selimutan dulu!"perintahku Rara menggeleng "Jangan tinggalin gue Ga!!"pintanya memgadah menatapku "Ga akan lagi Ra....cuma minta baju!"kataku Dia menggeleng lagi "Ga mau...pakai baju yang tadi aja"tolaknya Aku menghela nafas.Aku menyerah.Aku pakaikan lagi baju yang tadi aku buka paksa.Untung masih ada dua kancingnya yang terpasang.Aku merebahkan tubuh Rara "Istirahat ya!!,mau sarapan?"tanyaku "Ga...mau di peluk elo lagi Ga....boleh?"tanyanya Aku tersenyum sambil mengusap rambutnya "Gimana caranya Ra?...gue ga akan kemana mana,elo bobo aja ya"pintaku "Ga mau Ga ,kalo ga elo peluk...gue takut!!"katanya mulai menangis lagi Aku menghela nafas pelan "Ayo bergeser"perintahku Dia menurut menggeser dan aku perlahan naik ke ranjang rumah sakit "Nah ayo tidur!!"perintahku Rara langsung memelukku setelah aku meloloska n lenganku di balik tengkuknya.Tak lama dia terlelap lagi.Aku jadi ikutan terlelap          "Mas...."suara mengusik tidurku Aku mengerjap dan di hadapanku.Seorang suster dan dokter pria berdiri menunggu Aku langsung beranjak bangun dengan perlahan.Takut Rara ikutan bangun. "Pemeriksaan siang mas!"kata suster Aku mengangguk.Suster mengecek tekanan darah Rara dan melihat sekilas memar di wajahnya "70 per 100 dok!"lapor suster Dokter mengangguk pelan.Barsyukur Rara tidak terusik. "Gimana kondisi keseluruhan dok?"tanyanya pelan Dokter menghela nafas pelan "Sebenarnya hanya luka memarnya aja yang mengkhawatirkan.Dia memiliki luka memar hampir di seluruh bagian tubuhnya.Kemungkinan karena dia berusaha berontak dari pelecehan yang dia terima.Beruntung 3 pelaku dalam kondisi mabuk jadi masih bisa lolos"jelas dokter "Dokter membuat laporan polisi?"tanyaku karena lupa tanya Lila Dokter menggeleng lemah "Saya mau sekali,tapi pasien menolak keras sampai histeris.Jadi saya mengalah.Saya periksa dan sudah melakukan visum menyeluruh.Memang tidak ada kerusakan pada organ intim walaupun saat dia di antar kemari dia hampir setengah telanjang.Hanya kaos sobek dan tanpa celana.Hanya celana dalam dan Bra di lapisi kaos yang sudah koyak.Oleh orang yang membawa di tutupi dengan jacket.Dari situ saya mengerti kenapa kondisi fisiknya lebam dan biru.Area sekitar lengan,paha bagian dalam dan perut juga"jelas dokter Aku terdiam dengan rahang mengeras "Seperti korban pemerkosaan atau pelecehan seksual lain,dia terguncang dan trus merasa ketakutan.Dilematis sekali saat saya harus menyetujui untuk tidak membuat laporan polisi.Satu hal.yang saya takutkan mas!"lanjut dokter "Apa dok?"tanyaku "Saya takut dia merasa depresi.Luka luar mungkin bisa sembuh dengan mudah.Toh di obati.Tapi luka batin,luka yang tidak terlihat yang saya khawatirkan.Mas siapanya?,keluarganya atau...." "Saya keluarganya dok!"kataku memotong Dokter setengah baya itu tersenyum "Tolong temeni ya!,saya dengar dari temannya,dia ini yatim piatu!,saya yakin hal ini akan amat sangat berat untuk dia lewati.Psikisnya luka parah.Saya akan recomendasikan psikolog kalo anda merasa kesulitan juga saat menemani dia pasca keluar dari rumah sakit"kata dokter yang mengawasi Rara yang tertidur "Makasih dok!"ungkapku lirih Dokter tersenyum "Saya juga punya anak perempuan mas.Saya rasa saya juga ga akan sanggup kalo anak perempuan saya mengalami hal ini.Masnya yang kuat dan sabar,ingatlah kondisi mental dia sedang di ambang batas frustasi.Jadi sebisa mungkin tetap buat dia nyaman"pinta dokter sambil menepuk bahuku lalu berlalu Aku tercenung.Ga kebayang olehku apa yang di hadapi Rara,hampir di telanjangi,di raba,di lecehkan.Benar dokter,luka luar tubuhnya bakal sembuh seiring berjalannya waktu,tapi luka psikis nya siapa yang tau.Semoga aku sanggup menemani Rara melewati ini semua. Perlahan aku mendekat dan meremas jemari tangannya yang dingin. Kenapa Tuhan??? Tak cukupkah Kau berikan ujian Rara dengan memgambil semua keluarganya???. Tak cukupkah untuk MU??? Membiarkan dia harus seorang diri dengan membuat skenario kehidupanku yang mungkin tak bisa mendekat dan menemaninya??? Apa Kau sedang berusaha memberi tahuku??,kalo Rara itu punya kekuatan untuk melewati semua ujian kehidupan dari MU??? Kenapa Kau tak pernah memberikan dia warna lain kehidupan selain hitam dan abu abu???tak sayangkah Engkau?? Tuhan...tak perlu Kau tempa lagi dirinya dengan cobaan agar dia jadi berlian,karena dia sudah menjadi emas,saat Engkau memaksanya menerima takdir nya sebagai yatim piatu...cukup Tuhan....semua sudah  cukup berat untuk dia jalani....aku mohon Tuhan.... Jika ini memang skenario kehidupan??tolong rubah agar dia mengerti warna pelangi setelah dia selalu lihat mendung dan hujan yang trus menerus mendera. Aku mohon Tuhan.....hanya pada Mu....aku meminta dan berserah..... Aku tak perduli dengan skenario hidupku sendiri....aku hanya ingin dia tak lagi merasakan kesedihan dan kesakitan.... Tolong dengarlah permintaanku....yang sederhana...... Tepat selesai dialogku dengan Tuhan dalam hatiku.Airmataku perlahan lolos tanpa bisa aku bendung.. Aku terisak pelan....dalam hening dan remasanku pada tangan Rara semakin erat Itu yang perlahan membuatnya memgerjapkan mata dan menatapku dengan senyum "Jangan nangis Ga!,gue akan baik lagi kalo elo trus ada"desisnya lirih Aku mengangguk sambil mencium tangannya dalam genggamanku.Aku beranjak bangun "Ga akan pernah gue tingalin elo lagi walaupun elo memohon gue buat pergi.Ga akan pernah Ra!"kataku dan tangis kami berdua pecah lagi setelah aku memeluk kepalanya ######### Tissu Tissu...... Butuh tissukah seperti saya yang kepayahan mengetik kisah mereka???? Astaga...saya agak menyesal sih nulis kisah SAGARA dan RALINE tapi...saya menantang diri saya sendiri... Setelah saya menulis 3 kisah dengan romansa kocak dan happy Saya mau merasakan adrenalin gimana seandainya saya menulis kisah sedih dan menguras emosi. Toh kehidupan tak selalu melulu soal kebahagian,karena apa?? Ada banyak hal dalam hidup yang memaksa kita harus belajar. TUHAN tidak akan memberikan kita TAWA trus,nanti kita tidak mengerti gimana caranya kita MENANGIS untuk membangitkan empati pada kesusahan orang lain atau hidup kita TUHAN tidak akan memberikan kita TANGIS trus,nanti kita tidak mengerti gimana caranya kita TERTAWA untuk membangkitkan semangat diri kita untuk berusaha mengejar apa yang menjadi kebahagian. NASIB bisa kita rubah,dengan berusaha Tapi TAKDIR Tuhan harus tetap kita jalani Seperti saat Tuhan meberikan kebahagian,sampai kita tak pernah bertanya kenapa takdir kita jadi BAHAGIA Kenapa saat Tuhan menakdirkan hidup kita KESUSAHAN kita malah trus mengeluh dan bertanya...kenapa???kita susah trus...dan memgeluh trus Mengapa tidak cukup kita diam mensyukuri seperti saat kita dapat kebahagiaan??? Ada yang tau jawabannya???? Tanya dirimu?,seberapa ikhlas dan seberapa kuat keimananmu untuk terus pasrah dan berserah. Karena saat kita mengusai ilmu KEIKLASAN,tidak saat kita susah aja kita sanggup menjalani tapi saat kita merasa bahagia juga kita akan mawas diri.Ga akan tau kan kalo di balik kebahagiaan kita pasti ada kesusahan orang lain..... So....kunci kehidupan memang satu kesayanganku.IKHLAS.ilmu yang apabila di jadikan kulikulum sekolah bikin kita tak akan pernah lulus bangku sekolah. Ga percaya???yuk mulai koreksi diri!!!,☺☺ Udah yak....haus saya ngomong mulu.... Kita ketemu next part ya... Bakal gimana lagi Raline sama Sagara... Kiss and love ❤❤❤
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN