Part 19 Sebuah Rasa Rindu

1144 Kata

Bia melamun, ia masih memikirkan tentang surat itu dan juga paket bunga serta gaun merah panjang yang dikirimkan entah dari siapa. Bia mengernyitkan dahinya lagi dan membaca kembali isi surat yang kini berada di tangannya. Bersama hembusan angin menemani malam, Bia memikirkan di setiap tulisan dan apa maksud dari surat tersebut. "Siapa Anan?" gumamnya bertanya. "Aku rasa, aku tidak pernah mempunyai teman yang namanya Anan, dari suratnya dia seperti merelakan aku. Tapi kenapa..!?" Bia memejamkan matanya, dia lalu berjalan menuju laci samping tempat tidur dan meletakkan surat itu kedalamnya. Bia lalu merebahkan dirinya di atas kasur, matanya memandang langit kamar, teringat lagi saat masa itu. "Hapus air mata lo, ini terakhir gua liat lo nangis penuh kesedihan kayak gitu.” Bia tersenyum,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN