Hati yang kusut juga dialami oleh Arka. Dia uring-uringan di kamarnya. "Kenapa, sih, Papa harus segitu bangganya sama Devan? Oke, dia sayang banget sama Devan, tapi nggak mesti berlebihan gitu, kan? Baru aja aku datang ke rumah ini, harusnya Papa lebih sayang sama aku, kan? Tetap aja perasaan Papanggak berubah ke Devan. Ini udah belasan tahun, Pa." Arka beranjak dari duduknya dan mulai memandang isi kamar. "Udah beberapa tahun sejak terakhir kali gue tinggal di kamar ini. Gue harus pindahin barang-barang dari rumah Pak Min." Arka memandang figura di kamar, fotonya berdua dengan Devan. "Gue nggak ngerti kenapa gue ngerasa nggak nyaman dengan semua ini. Bukan cuma karena sikap Papa, tapi gue ngerasa masih ada yang nggak gue ingat. Apa yang harus gue lakuin?" Arka keluar kamar dan mendekat