Sakit

1134 Kata

Setelah mendapat kabar tentang putranya, segera Ardhian memacu mobil dengan kecepatan tinggi. Tidak peduli dengan hujan deras yang masih mengguyur, membuat jalanan licin. Pikirannya hanya tertuju pada Andra sekarang. Putra yang selama belasan tahun ia besarkan dengan tangannya sendiri. Putra kesayangannya. Jelas saja, ia tidak mau terjadi hal buru,menimpa putranya itu. Andra terlalu berharga baginya. Klakson-klakson dari sesama pengguna jalanan dia abaikan. Ia tetap memacu laju mobilnya, dengan kencang. Mengabaikan keselamatan dirinya sendiri, hanya demi segera sampai dan memastikan jika kondisi putranya baik-baik saja. Mungkin, nyawa bisa diisi ulang. Makanya Ardhian tak lagi mengkhawatirkannya. Hingga suara klakson-klakson yang saling beradu itu, semakin kencang terdengar disertai

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN