Jarum jam menunjukkan pukul sembilan malam, saat Mahesa berangkat ke peraduan dan bersiap untuk tidur. Sudah dikuncinya semua pintu dan jendela sedari sore, sepulang ia dari kantor. Pukul Sembilan sebenarnya bukanlah jam tidurnya. Bahkan biasanya, di jam itu ia masih berada di suatu tempat, di luar sana. Bersama teman-teman atau koleganya. Ia baru akan pulang menjelang tengah malam. Akan tetapi, untuk hari ini, Mahesa sedang malas pergi ke mana-mana. Bubaran kantor, ia langsung pulang dan tidak keluar lagi. Seluruh tubuhnya seperti remuk redam, sebab terforsir pekerjaan sejak beberapa hari terakhir. Mahesa sudah hampir jatuh tertidur, ketika kemudian ia tersentak. Sebab suara petir tiba-tiba terdengar, cukup nyaring dalam pendengarannya dan berulang-ulang. Dengan mata yang terbuka sebela