Keteguhan Hati Kinanti Kembang Langit

1871 Kata

Bukan hanya Pak Dewo Bumi yang diam mematung, setelah mendengarkan permohonan Kinanti. Tetapi juga Mahesa, orang yang ada di dalam permohonan perempuan berambut sebahu dan berpinggang ramping itu. Kalaupun ada yang membedakan di antara kedua laki-laki yang sangat berarti bagi hidup Kinanti tersebut, maka itu adalah ekspresi wajah mereka. Pak Dewo Bumi terlihat sangat terpukul, kecewa, dan juga sedih. Bertolak belakang dengan Mahesa yang tampak lega dan sumringah. Sorot matanya berbinar, karena merasa telah memenangkan duel, memperebutkan hati perempuan pujaannya itu. Padahal sebelumnya, ia sudah merasa di ujung tanduk. Berada di zona tak aman dan ketar-ketir, takut kalau-kalau Kinanti akan terpengaruh oleh kata-kata ayahnya. “Mohon, restuliah kami kembali, Ayah.” Masih dengan nada dan vol

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN