“Jadi, kamu memilih yang mana, Hesa?” tanya Pak Dewo Bumi, tiba-tiba, mengakhiri melankolia yang sedang berlangsung di depan mata, antara putrinya—Kinanti Kembang Langit—dengan suaminya, Mahesa Lintang Pratama. “Pilihannya benar-benar hanya dua itu sajakah, Yah?” Mahesa balik bertanya, berusaha mencari celah, kalau-kalau masih ada peluang lain, yaitu rentang waktu yang lebih singkat daripada dua rentang waktu yang disodorkan oleh mertua laki-lakinya itu. Jika ada, tentu ia akan mengambilnya dan menganggap itu sebagai jalan tengah yang lebih adil. Sebab, membayangkan tiga atau empat bulan Kinanti menjadi istri orang lain, membuat dirinya serasa frustasi. Belum lagi ditambah masa iddah yang harus ditunggunya. Mahesa benar-benar feel bad mood. “Tidak juga!” Pak Dewo Bumi menggeleng. “Tentu