“Kamu baik-baik saja?” Pertanyaan tersebut terlontar dari Arden ketika ia baru saja mematikan mesin mobilnya tepat di depan gerbang rumah orang tua Intan. Di sebelahnya, Intan yang Arden tatap penuh cinta langsung kebingungan. Kenyataan yang menegaskan bahwa wanita itu tidak fokus. Karena meski Intan ada di sisinya, tidak dengan pikiran wanita itu. Arden menunggu balasan Intan yang hanya baru menatapnya sambil mengumbar senyum masam. Senyum yang juga terlihat sangat dipaksakan. “Kamu tidak baik-baik saja,” lanjut Arden sambil terus menatap Intan. Ia dapati, sang istri yang seketika kebingungan dan justru diam. “Mas, kalau mamah papah aku tanya macam-macam, aku ....” “Aku yang jawab.” Arden memotong ucapan Intan tanpa keraguan. Ia tersenyum manis bersama tangan kanannya yang mengelus p