(Cerita ini bukan cerita religi) “Mas tenang saja, Mbak Intan pasti mau. Aku bilang begini karena aku memang tahu, Mbak Intan sudah biasa disewa. Ya karena itu juga hubunganku dan orang tuaku dengan Mbak Intan kurang baik. Orang tua mana yang enggak malu anak perempuannya begitu padahal kami sudah enggak kurang-kurang menasihati. Itu yang membiayai kuliah Mbak Intan kan semacam para sugar daddy!” Mengingat itu, mengingat kata-kata Inara yang tampak tulus sekaligus serius meyakinkan Arden, kini Arden hanya bisa menangis. Tak hanya kedua matanya, tetapi juga hatinya. Pertanyaannya, bila Intan sudah terbiasa disewa, bila Intan sudah terbiasa berurusan dengan pria hiddung bellang semacam sugarr daddy, kenapa kini Intan menggeliat kesakitan dengan isak lirih yang terdengar sangat menyakitkan,