Seperti awal kedatangan mereka ke rumah sakit bersama Intan, semua petugas sekaligus anggota rumah sakit yang bekerja di sana langsung menyapa dengan sangat hangat pada Intan. Mungkin efek Intan yang dikenal sangat baik oleh mereka semua. Tanpa terkecuali, bocah perempuan kecil yang langsung berseru memanggil Intan. “Lala ...? Lala di sini sama siapa?” Intan berusaha menjaga jarak karena biar bagaimanapun tubuhnya kotorr apalagi darah Arden yang sempat menimpa wajah, kepala dan sebagian tubuhnya, belum sempat ia bersihkan secara tuntas. Namun, bocah bermata sipit yang berlari cepat dari lorong sebelah langsung memeluknya dengan sangat erat. Lala? Arden merasa bila nama tersebut tidak asing. “Ante Doktel, aku kangen. Aku sampai sakit,” rengek Lala tanpa mau mengakhiri dekapannya terhada