Malam semakin larut ketika Dinda yang sedang Intan bacakan buku dongeng bergambar, mendadak minta pulang. “Dinda kangen papah sama mamah.” Dinda menatap sedih Intan yang sampai memakai kacamata baca. Berkaca-kaca kedua mata Intan yang juga merasakan sesak luar biasa hanya karena permintaan Dinda barusan. Intan paham apa yang Dinda rasakan. Karena meski bertahan pada orang yang kita sayangi tapi terus melukai kita sama saja bunuh diri, di titik itu Intan tetap merasakan kebahagiaan yang benar-benar sulit untuk Intan jelaskan. Kebahagiaan tak kasat mata di setiap luka yang susah payah ia redam. Justru, perginya Intan untuk mendapatkan kebahagiaan membuat Intan selalu merasa ada yang kurang. Layaknya sekarang, bersama Arden sekeluarga, Intan memang merasakan kebahagiaan luar biasa dan sebel