Di tengah buih keringat yang terus mengalir dan membuat wajah, leher, serta sebagian rambutnya yang tergerai basah, Inara terus berlari. Sesekali, wanita cantik itu menoleh ke belakang sambil terengah-engah tanpa bisa menyudahi ketakutannya. Tak ada tanda kehidupan lain di sana kecuali Inara dan sosok bertubuh tegap berpakaian serba hitam yang terus mengejar. Suasana malam di sana sangatlah gelap, sementara jalan aspal yang terus Inara arungi dan sekitarnya merupakan hutan, seolah tak berujung. Inara tak kunjung mendapatkan tempat apalagi sosok yang bisa ia minta pertolongan. Fatalnya, sosok tegap yang terus mengajar terkesan tidak akan pernah melepaskan Inara. Sosok yang Inara yakini laki-laki dan menutupi kepal serta sebagian wajahnya menggunakan topi itu kian berlari kencang. Tiba-ti