“Terkadang, diam menjadi cara agar kita lebih berguna.” *** “Dokter ...?” Panggilan manis suara anak kecil dari belakang Intan, sukses membuat kedua mata Intan maupun Arden mengepak kaget. Intan bergegas turun dari pangkuan Arden yang juga langsung membantunya. “Dinda ...?” sapa Intan basa basi padahal ia sudah kebingungan karena kepergok sedang bermesraan dengan sang suami oleh pasiennya. “Ini siapa lagi? Kemarin Lala, sekarang Dinda? Nanti setelah ini siapa lagi? Dipsy apa PO, Ready stok?” keluh Arden. Intan langsung menahan tawanya menyikapi Arden yang jelas cemburu pada hubungan Intan dengan para pasiennya. “Sini, ikut Om. Om ini suaminya dokter Intan. Ingat, ya, dokter Intan sudah menikah dengan Om. Sini Om pangku biar Om cepat dapat yang lucu-lucu kayak kamu.” Arden langsung