14 Pertarungan berlangsung dengan seru. Meskipun jumlah penghadang itu belasan orang dan jelas lebih banyak dari kami, tetapi karena kemampuan kami yang lebih mumpuni akhirnya berhasil menumbangkan mereka satu per satu. Setelah semuanya terkapar, Heru mengajak kami untuk segera pergi dari tempat tersebut. Arman memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi, tak peduli tubuh kami terbanting-banting ketika ban mobil beradu dengan batu. Heru mengarahkan kami melewati jalur berbeda yang belum pernah kulalui, yang ternyata melewati perkebunan milik ayahnya di sisi kanan jalan. Aku mengetahui hal itu dari Rahma, yang kebetulan mendapatkan informasi dari kakaknya yang merupakan karyawan di perkebunan tersebut. Mobil yang dikemudikan Heru berhenti di depan sebuah bangunan besar. Arman menghentik