16 Malam harinya, aku dan Arman mengemasi barang-barang kami. Demikian pula dengan Wahyu. Setelah itu kami berkumpul di kamarku untuk mengatur strategi lakon wayang orang yang akan mulai tayang esok hari. "Kalian berdua sekamar, sedangkan aku sekamar dengan Isan," ujarku sambil meraup kacang telur dari piring melamin. "Jangan grepe-grepe aku, Yu!" desis Arman. "Dih! Aku nggak doyan main pedang, Man!" seru Wahyu sambil bergidik. "Syukurlah, aku takut malam-malam kamu ngigau." "Man, sengaconya aku, nggak bakal tegak itu pedang sama cowok." "Terus, tegaknya sama apa?" Arman menaik turunkan alis menggoda Wahyu yang cengengesan. "Man, serius dulu bentar," tukasku sambil menunjuk kertas yang mencantumkan berbagai strategi yang tadi kami atur bersama kembar Rahman dan Rahim. "Jadi